RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Perusahaan ekspor impor CLA Group mempertemukan para petani kopi Gunung Kelir Kabupaten Semarang dengan pembeli luar negeri dan eksportir secara langsung.
Founder CLA Group Claudyna C Ningrum mengatakan, jaringan pembeli yang selama ini telah bekerja sama, bisa dimaksimalkan. Diharapkan proses panjang tersebut dapat dipangkas karena antara petani, buyer, eksportir bertemu langsung.
“Selama ini petani sudah ekspor Gunung Kelir ke berbagai negara tapi lewat pihak ke tiga dan membutuhkan proses Panjang. Jadi mereka bisa membicarakan mengenai harga dan kualitas barangnya,” ungkap Claudyna yang akrab disapan Mbak Dyna ini.
Ke depan, lanjut dia, CLA group juga akan mendatangkan ahli di bidang tanaman kopi dari luar negeri, sehingga bisa memberikan pelatihan langsung kepada petani kopi dan nantinya mendapatkan hasil panen kopi yang berstandart pasar Eropa.
“Kedepan, Kami (CLA Grup, red) akan mendatangkan para ahli di bidang tanaman kopi. Nanti petani akan diajarkan mulai dari pemupukan hingga pengemasan yang diminta oleh pasar kopi di Eropa,” imbuhnya.
Kepala Desa Bedono Kabupaten Semarang, Slamet Hidayanta menambahkan, saat ini permasalahan yang dihadapi terkait harga. Selama ini penjualan hasil panen mengandalkan tengkulak atau perorangan yang bertanggung jawab agar dapat diekspor. Lahan yang dimiliki mampu menghasilkan 300 ton/ tahun selama masa panen.
Dia menilai, kehadiran CLA Group bisa langsung ke petani sehingga memutus jalur ekspor. Dalam hal ini, keuntungan petani diharapkan semakin meningkat.
“Potensi kopi di daerah ini sangat besar karena memiliki lahan luas didukung oleh beberapa kecamatan. Dalam kesempatan ini kami memiliki akses langsung ke pembeli luar negeri dan eksportir,” jelasnya.
Sementara itu Eksportir di Turki, Ahmad Saefudin mengatakan, sinergi dengan pihak lokal untuk meningkatkan penjualan komoditas ekspor. Pihaknya bisa menjamin keamanan produk dari hulu ke hilir.
Beberapa negara tujuan ekspor sudah dijalin seperti Turki, Jerman, Belgia. Kelebihan bekerjasama dengan partner lokal adalah membuka potensi di tingkat RT/ dusun agar petani dapat menjual produknya secara langsung. “Kami memiliki gudang di negara tujuan untuk mengamankan stok,” terang dia.
Pembeli asal Turki, Ferudun menambahkan, kopi asal Gunung Kelir Kabupaten Semarang adalah salah satu kopi terbaik. Meski demikian, penggemar kopi di Eropa tidak mengetahui asal muasal kopi tersebut. “Akhirnya bisa melihat langsung ke kebun kopi itu,” tandasnya. (dit/web/bas)