RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Kejuaraan bergengsi biliar diselenggarakan Merdeka Pool & Lounge. Bertajuk Merdeka Handicap Invitation Tournament, kejuaraan itu diikuti banyak pemain sekelas SEA Games dari penjuru Indonesia. Berlangsung selama dua hari, berakhir Selasa (25/8/2020).
“Ajang ini dibuat untuk menggantikan Pelatda yang tertunda karena pandemi. Para atlet harus tetap latihan akhirnya dibuatlah eksibisi ini. Untuk melihat peta kekuatan para pemain dan strategi yang akan kita pakai untuk PON ke depan,” kata Willyanto, pemilik Merdeka Pool & Lounge sekaligus Ketua Pengprov POBSI Jateng pada RADARSEMARANG.COM usai pertandingan final, Selasa (25/8/2020) malam.
Pertandingan final dimenangkan atlet SEA Games Dendy dari Cirebon. Ia menang dengan skor 7-5 dari Criss atlet asal Surabaya. Pesertanya adalah para pemain atau atlet eksibisi yang sudah hampir satu bulan berada di arena Merdeka tersebut. Rata-rata dari mereka merupakan atlet PON.
“Kami menargetkan lima medali emas, untuk mempertahankan gelar juara umum yang diraih di PON Jawa Barat lalu. Mudah-mudahan dengan adanya acara seperti ini mampu menggeliatkan serta memberikan semangat pada atlet-atlet khususnya Jawa Tengah,” imbuhnya.
Ketua KONI Kota Pekalongan Mochammad C. Maretan sangat mengapresiasi terselenggaranya kejuaraan tersebut. Menurutnya, kegiatan itu juga sebagai ajang uji coba bagi para atlet Jateng dan Kota Pekalongan. Menghadapi kejuaraan PON dan Dulongmas. Ia juga berharap bisa menambah jam terbang para atlet. “Ini bentuk edukasi khususnya untuk atlet-atlet Kota Pekalongan, Pada kesempatan ini mereka bisa melihat sejauh mana kapasitas dan kapabilitas para atlet Kota Pekalongan tersebut melihat senior-senior bermain,” ucapnya.
Yoni Rachmanto, salah satu atlet SEA Games yang juga ketua panpel menjelaskan bahwa kejuaraan itu diikuti 32 peserta. Peserta berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Bahkan atlet dari Filipina juga ikut berpartisipasi. Namun ia tumbang di babak 16 besar.
Merdeka Pool & Lounge saat ini bisa dikatakan menjadi pusat eksibisi dan pusat berkumpulnya para pemain nasional. Mereka berlatih dan bertanding. “Beberapa pemain lokal belum bisa bersaing karena kalah jam terbang dan pengalaman. Kejuaraan ini bisa menjadi edukasi untuk melihat kemampuan dan apa yang bisa ditingkatkan,” tandasnya. (yan/lis/bas)