RADARSEMARANG.COM, Semarang – Badai La Nina sudah mulai melanda sejumlah kawasan di Asia Pasifik. Kondisi ini membawa implikasi pada pola cuaca di Indonesia yang sudah memasuki musim hujan. Hal ini bisa ditandai dengan hujan turun melanda wilayah Indonesia termasuk Kota Semarang. Untuk itu masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan siaga bencana.
“Kita memang tidak pernah mengharapkan bencana di Kota Semarang, namun yang namanya fenomena alam, bencana merupakan sesuatu yang tidak bisa dicegah sehingga kita harus tetap waspada siaga bencana meski di tengah pandemi,” ujar Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman SE saat ditemui usai dialog interaktif DPRD Kota Semarang.
Dialog yang dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD Kota Semarang ini menghadirkan tiga pembicara. Selain Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman SE ada juga Kepala BPBD Kota Semarang Ir Arief Rudiyanto dan Ketua Pusat Studi Bencana Unnes Semarang Rahma Hayati. Menurut Kadar Lusman, ada dua bencana alam yang rawan terjadi di Kota Semarang.
“Yakni banjir dan tanah longsor, meski saat ini wilayah tengah sudah bisa diatasi, namun banjir masih terjadi di wilayah timur seperti Kecamatan Genuk dan Pedurungan dan wilayah barat yakni Kecamatan Tugu,” ujar Kadar Lusman. Sedangkan tanah longsor masih mengancam sejumlah kelurahan yang berada di kawasan perbukitan.
Khusus untuk banjir, menurut Kadar Lusman SE, wilayah timur bakal teratasi dalam waktu dekat. Apalagi saat ini normalisasi Kali Banjir Kanal Timur sudah hampir selesai. Demikian juga dengan pembangunan jalan tol Semarang-Demak yang juga berfungsi sebagai tanggul laut sehingga rob yang melanda wilayah Genuk bisa diatasi. “Wilayah timur masih terkait dengan Demak, dengan tanggul laut yang befungsi sebagai jalan tol, mudah-mudahan persoalannya selesai,” katanya.
Masyarakat juga diminta tidak terlena dengan kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi sehingga abai dengan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. “Saat ini masih pandemi, jadi dalam menangani bencana tetap harus mengedepankan protokol kesehatan,” katanya.
Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang Arief Rudiyanto mengatakan pihaknya sudah menyiapkan berbagai kemungkinan jika ada bencana alam melanda kota ini. Mulai dari persiapan logistik, lokasi pengungsian hingga tim siaga bencana. “Kami juga sudah melakukan simulasi penanganan bencana dengan menerapkan protokol kesehatan, jadi kita waspada bencana namun tidak melupakan kondisi pandemi,” ujar Arief Rudiyanto. Sedangkan lokasi pengungsian juga sudah disiapkan dan bisa digunakan sewaktu-waktu kalau ada bencana alam seperti banjir.
Sedangkan Ketua Pusat Studi Bencana Unnes Kota Semarang Rahma Hayati mengharapkan agar kewaspadaan masyarakat agar tetap dijaga dan ditingkatkan. “Hal ini tidak lepas dari kondisi negara kita yang seperti supermarket bencana,” katanya. Ia juga mengharapkan agar selain menerapkan protokol kesehatan BPBD juga harus memperhatikan gizi dan makanan bagi warga yang mengungsi. (HMS/zal/bas)