RADARSEMARANG.COM – Maraknya hobi gowes memunculkan berbagai komunitas dengan jenis sepeda yang beragam. Salah satunya komunitas Surly Semarang Society. Komunitas yang berdiri pada Februari 2020 ini mencoba memopulerkan sepeda Surly.
Ketua Surly Semarang Society Dick Handoko menjelaskan awalnya tertarik dengan sepeda Surly pada 2015. Sangat nyaman ketika digunakan gowes terutama jarak jauh. Lambat laun beberapa teman gowesnya juga kepincut dengan brand sepeda asal Amerika ini. Hingga akhirnya bersepakat membentuk komunitas Surly Semarang Society yang beranggotakan 11 orang.
Menurutnya warga Semarang yang memiliki sepeda surly belum banyak. Mengingat sepeda dijual secara terbatas dan harganya lumayan tinggi. “Sementara ini di Semarang yang sudah terdeteksi pakai sepeda Surly baru 11 orang,” ujarnya.
Untuk harga sepeda jenin bervariatif tergantung custom dari penggunanya. Ia menyebutkan untuk harga frame sheet sepeda Surly berkisar Rp 13 juta. “Harganya bermacam-macam tergantung custom, sehingga tampilan sepeda Surly pasti berbeda-beda.”
Baginya, kualitas sepeda Surly juga sebanding dengan harganya. Karena frame-nya terbuat dari besi chromoly yang merupakan material terbaik pada sepeda. Sehingga membuat nyaman dan kuat untuk menanggung beban berat. Ia menambahkan pada dasarnya sepeda Surly bukan sepeda untuk balap tetapi lebih untuk touring santai jarak jauh. Maryoto salah satu anggota Surly Semarang Society bercerita, badannya sama sekali tidak merasa sakit gowes dari Semarang ke Pacitan.
“Badan saya nggak sakit, pas pakai sepeda Surly dari Semarang ke Pacitan karena memang nyaman,” katanya.
Kekurangan sepeda Surly adalah bobotnya yang berat serta spare part-nya yang lumayan mahal. Apalagi menurut Dick Handoko Kota Semarang tertinggal jauh dari kota besar lain soal spare part sepeda Surly. “Semarang tertinggal dibandingkan kota lain seperti Bandung atau Surabaya soal sepeda Surly” jelasnya.
Untuk perawatan tidak terlalu sulit, yang penting selalu dibersihkan sampai kering terutama ketika terkena air laut. Mengingat bahan sepeda ini dari besi chromoly yang bisa berkarat.
Komunitas Surly Semarang kata Dick Handoko belum pernah mengadakan gowes jauh bersama seluruh anggotanya. Lantaran terkendala pandemi Covid-19 setelah mereka membentuk komunitas. Sehingga untuk gowes dilakukan secara mandiri oleh anggota.
Namun ke depan apabila pandemi Covid-19 telah usai, mereka akan gowes jarak jauh bersama sembari mengadakan beberapa program layaknya bakti sosial. Mereka juga sudah merencanakan untuk berpartisipasi pada acara touring Joglosemar dari Semarang ke Jogja pada bulan Desember nanti. (cr2/lis/bas)