RADARSEMARANG.COM, Kewajiban seorang suami ialah memberi nafkah istri. Baik lahir maupun batin. Namun tidak untuk pasangan satu ini, John Dori dan Lady Sandi. Sang istri lah yang bertugas mencari nafkah. Sementara John berada di rumah.
Berawal dari keinginan keduanya untuk mempunyai rumah sendiri. Pekerjaan John hanya sebagai buruh pabrik. Gajinya tidak cukup untuk mewujudkan impiannya. Dengan gaji suaminya, Lady Sandi hanya bisa mempergunakannya untuk makan dan sekolah anaknya.
Keputusan besar pun diambil Lady Sandi. Ia membulatkan tekad menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Taiwan. Gajinya mencapai Rp 10 juta per bulan. Namun ia hanya mengirimkan Rp 7 juta kepada John Dori.
“Gaji saya memang tidak saya berikan seluruhnya. Di sana saya juga butuh makan dan kebutuhan lainnya serta beli obat untuk saya sakit,” jelas Lady.
Sementara John Dori di tanah air sudah tidak bekerja. Ia hanya bertugas menjaga anak dan mengatur proses pembangunan rumah. Setelah tiga tahun merantau Lady akhirnya pulang. Rumah yang diimpikan keduanya juga sudah jadi.
Saat pulang ini John mengetahui berapa besar gaji istrinya. Ia kaget dengan besaran nominal gaji istrinya dan yang ia terima. Nominalnya berbeda. Ternyata selama ini Lady tidak mengirimkan semua uangnya. John pun marah. Tanpa berpikir panjang ia menjatuhkan talak pada sang istri.
“Katanya sih Mas John sakit hati karena gaji saya nggak tak kirim semua,” akunya.
Lady pun menerima talak dari suaminya. Mahligai rumah tangga yang dibangun selama 10 tahun ini pun ambyar. Pernikahan mereka berakhir di meja hijau Pengadilan Agama.
“Kalau saya cerai nggak masalah. Tapi saya mau uang saya kembali. Setidaknya rumahnya dijual dan dibagi rata,” jelasnya.
Sementara John tidak ingin rumah yang berdiri di tanah warisannya ini dijual. Saat ini keduanya masih menjalani sidang. Mereka masih berkutat dengan pembagian hak gono gini. (kap/ton)
