30 C
Semarang
Sabtu, 2 Desember 2023

Tak hanya Modal Fisik, tapi Harus Kuasai Teknik

Lebih Dekat dengan Fadhila Bagas Bramantya, Atlet Jiu Jitsu Semarang 

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Fadhila Bagas Bramantya merupakan salah satu atlet Jiu Jitsu potensial Kota Semarang. Ia pernah meraih juara di ajang Spring Roll BJJ Open 2018. Padahal sebelumnya, keinginan untuk menekuni bela diri hanya untuk kesehatan dan menjaga diri.

Bela diri sekarang sudah menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Selain untuk menjaga fisik dan menjaga diri, banyak kompetisi yang digelar, baik tingkat nasional maupun internasional. Hal itu disadari oleh Fadhila Bagas Bramantya.

Pemuda 20 tahun ini sudah gandrung dengan bela diri sejak masih duduk di bangku SD. Ia tertarik bela diri untuk menjaga diri, serta untuk kesehatan. Selain itu, juga kerap menonton acara seni bela diri campuran atau lebih dikenal dengan sebutan Mixed Martial Arts (MMA).

“Dari situ saya tertarik, dan akhirnya atas restu orang tua dimasukkan ke taekwondo,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.

Tetapi siapa sangka, hobi yang digeluti sejak kecil justru bisa mengantarkannya meraih prestasi. Ya, berkat bela diri yang ditekuninya bisa membuatnya mengikuti berbagai event tingkat nasional. Ia bahkan meraih juara di ajang Spring Roll BJJ Open 2018.

“Itu event nasional, saya memang suka bela diri, dan sekarang sedang menekuni MMA,” ujarnya.

Dengan bekal seni bela diri taekwondo, Bagas –sapaan akrabnya- lantas fokus untuk menekuni bela diri Jiu Jitsu. Salah satu disiplin bela diri yang terfokus pada ground fight alias pertarungan bawah. Tentunya dengan skill dan mengutamakan teknik dalam melumpuhkan lawan bertanding.“Dari jiu jitsu itu yang mengantarkan saya mengikuti berbagai even,” tambahnya.

Pecinta nasi pecel ini mengaku untuk mengasah dan meningkatkan skill bela diri, ia bergabung dengan Sasana Progressive MMA Semarang. Bagas bertekad untuk bisa fokus dalam MMA, dan bisa menembus atlet nasional. MMA baginya sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam hidupnya.“Sejak kecil suka bela diri, dan akan terus mencintainya. Pernah ikut seleksi SEA Games, tapi masih belum lolos,” akunya.

Putra pasangan Joko Hadi Satiyoga dan Wiwik Widayaningsih ini mengakui, tidak mudah untuk menekuni MMA. Kerap cedera, tentu sudah pasti mengingat ini olahraga fisik. Tetapi yang paling penting bagaimana menguasai teknik agar bisa memenangkan setiap pertandingan.  Sehingga bisa mengantisipasi dan meminimalkan cedera saat berlatih atau bertanding.“Pernah cedera punggung karena kebanting dalam pertandingan. Tapi, itu tidak menyurutkan untuk terus menggeluti MMA,” katanya.

Diakui, untuk menjaga kondisi fisik, bukan persoalan mudah. Ia mengaku harus rutin berolahraga dan belartih setiap hari. Minimal empat jam. Mahasiswa FISIP Undip ini juga harus pandai membagi waktu. Karena masih harus disibukkan dengan kuliah. Pagi sampai sore kuliah, dan malam digunakan untuk berlatih.  Biasanya ia kerap berlatih di kompleks Stadion Citarum Semarang.“Kalau latihan malam, mulai pukul 19.00 sampai 23.00. Minimal empat jam sehari,” ujarnya.

Dukungan dari orangtua menjadi hal penting baginya dalam menekuni bela diri MMA. Apalagi belum banyak anak muda yang tertarik bela diri ini. Selain membutuhkan skill, pengalaman dan kerja keras, selama ini MMA juga dianggap olahraga yang sangat berbahaya. Padahal sejatinya jika sudah menguasai teknik, tentu akan mudah.

MMA juga bukan pertarungan fisik semata, karena untuk bisa menang harus bisa mengunci lawan main. “Tidak hanya fisik, tetapi harus tahu tekniknya. Bisa mengunci dan mengalahkan lawan, serta tahu teknik ketika terjatuh agar tidak mudah cedera,” katanya. (fth/aro)

 

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya