32 C
Semarang
Kamis, 30 November 2023

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Pengukuran dengan Model EAT

Oleh : Surtini, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pelajaran fisika di SMA masih dianggap pelajaran menakutkan, dan membosankan. Tidak disukai siswa karena banyak rumus dan banyak hitung menghitung.

Hal ini tampak dari perilaku siswa saat mengikuti pembelajaran menunjukkan sikap tidak tertarik dan prestasi belajar fisika rendah.

Untuk mengatasinya, penulis mencoba menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menyenangkan.

Menurut Sudjana (1992) motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa hal di antaranya: minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat untuk melaksanakan tugas belajar, tanggung jawab melaksanakan tugas, senang mengerjakan tugas, reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru.

Di SMA Negeri 1 Muntilan pada materi Pengukuran penulis menggunakan Model EAT (Experience, Analysis and Theory). Pengukuran merupakan bagian materi Besaran dan Pengukuran untuk Fase E.

Pembelajaran model EAT mengajarkan siswa berpikir kritis dan tanggap dalam mengaitkan pengalaman yang dialami dengan teori yang dipelajari.

Pada aspek pengalaman, siswa diarahkan mencari informasi sebelum mendapatkannya dari guru. Proses pencarian informasi memberikan pengalaman belajar dan dapat mendorong siswa berfikir bebas sesuai pengetahuan yang telah dimilikinya.

Model EAT memiliki tiga pergerakan yaitu; pergerakan dari Experience (pengalaman) yang menggambarkan sebuah pengalaman atau kejadian-kejadian fisika yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti sebuah kasus, menuju analisis pengalaman itu, kemudian menuju generalisasi dari cakupan Teori.

Langkah-langkahnya adalah : pertama, pengalaman (Experience), pada langkah ini penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan beranggotakan 5 – 6 orang, kemudian guru memulai pengalaman atau diskusi mengenai pengalaman, dengan satu pertanyaan sederhana mengenai pengalaman yang berkaitan materi yang sedang dibahas. Dengan pertanyaan ini terjadi interaksi positif pada siswa. Sehingga tercipta suasana kekompakan dalam kelompok.

Langkah kedua analisis (Analysis). Pada langkah ini penulis memberikan sebuah permasalahan pada semua kelompok untuk dianalisis dan dihubungkan dengan apa yang telah dilakukan dan dipelajari sebelumnya.

Dimana pertanyaan mengarah pada konsep materi yang akan dibahas. Disini siswa dibimbing menemukan sendiri maupun secara berkelompok, serta berfikir kreatif tentang kejadian-kejadian yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Terakhir teori (Theory). Pada langkah ini penulis membimbing siswa untuk dapat menggeneralisasikan pengalaman dan analisis pengalamannya dengan materi pengukuran yang sedang dibahas dalam pembelajaran.

Berikutnya untuk mengetahui apakah proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran Model EAT (Experience, Analysis and Theory) sesuai dengan yang penulis harapkan, penulis melakukan pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dan tes di akhir pembelajaran.

Dengan model EAT pada pembelajaran materi Pengukuran, siswa menjadi mempunyai minat, perhatian dan motivasi belajar meningkat. Hal ini terlihat saat guru menyampaikan materi pelajaran siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Siswa aktif bertanya saat tidak memahami persoalan yang sedang dihadapinya. Peningkatan motivasi belajar ini ternyata menunjukkan membawa perubahan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Yakni terjadi peningkatan prestasi hasil belajar fisika siswa. Akhirnya tujuan pembelajaran fisika yang direncanakan penulis dapat tercapai dengan baik. (ipa1/fth)

Guru Mapel Fisika. SMA Negeri 1 Muntilan, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya