RADARSEMARANG.COM, Bahasa Jawa yang merupakan warisan budaya adiluhung akan punah jika tidak ada upaya untuk melestarikannya. Banyak pelajar asing tertarik dengan keindahannya.
Sementara, justru anak-anak sekarang semakin menjauhinya karena merasa sulit dipelajari. Bukti adanya kesulitan memahami pelajaran bahasa Jawa adalah sebagian besar nilai hasil belajar yang rendah.
Bahasa Jawa menjadi mata pelajaran muatan lokal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Jawa Tengah. Sebagaimana berlaku dalam pembelajaran bahasa apapun, keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Jawa adalah membaca.
Sumber kesulitan dalam membaca bahasa Jawa bertambah karena bahasa Jawa memiliki sistem abjad sendiri, yakni aksara atau huruf Jawa.
Aksara Jawa merupakan ciri khas daerah yang harus terus dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya karena merupakan salah satu khasanah budaya Bangsa.
Pembelajaran membaca dan menulis dengan huruf Jawa melalui muatan lokal di satuan pendidikan formal menjadi salah satu upaya untuk melestarikan warisan budaya adiluhung itu.
Pembelajaran huruf Jawa akan lebih interaktif jika menggunakan Flash Cards. Arzhar Arsyad (2006:119) menjelaskan bahwa media Flash Cards adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu.
Adapun fungsi dan manfaat yang diperoleh siswa dengan mengunakan media Flash Cards adalah: (1) proses pembelajaran efektif (2) merangsang perkembangan otak kanan dan ini baik untuk peningkatan kemampuan daya ingatnya, dan (3) siswa dilatih untuk belajar konsentrasi sekaligus menambah kosakata baru.
Langkah-langkah pembelajaran aksara Jawa menggunakan Flash Cards dikembangkan oleh Runtut Hidayati, dkk (2019: 115) menjadi 5 langkah yaitu (1) guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan cara memberikan motivasi melalui media Flash Cards yang didemonstrasikan di awal pembelajaran. (2) guru memancing siswa untuk menumbuhkan pertanyaan untuk melatih keterampilan berpikir siswa dengan menggunakan media Flash Cards, siswa kritis dan teliti terhadap setiap kartu huruf legena yang akan disusun. (3) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan dari siswa dengan menyusun kata sederhana menggunakan media Flash Cards, siswa lebih teliti dalam menyusun kata dengan menggunakan media Flash Cards dan kemudian membacanya dengan terampil; 4) guru meminta siswa untuk mengulang menyusun dan membaca kata sederhana yang sudah dibentuk dengan menggunakan media Flash Cards sampai siswa lebih terampil dalam membaca kata bertuliskan aksara legena; 5) guru memberikan hadiah berupa pujian dan menyanyi bersama dengan siswa supaya siswa lebih termotivasi lagi saat belajar.
Penggunaan media Flash Cards pada siswa kelas IV A SDN Srondol Wetan 02 sangat membantu siswa dalam terampil membaca aksara legena mulai dari pengenalan huruf hingga pembentukan kata-kata sederhana yang mempunyai makna. Ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata Penilaian Harian kelas IV A SDN Srondol Wetan 02.
Peningkatan tersebut terjadi karena dalam pembelajaran menggunakan media Flash Cards, siswa merasa sedang bermain sehingga siswa lebih antusias belajarnya.
Dengan adanya kartu huruf, materi berkenaan dengan huruf legena menjadi lebih mudah disampaikan. Siswa bisa belajar sambil bermain, lebih menyenangkan, dan berdampak pada peningkatan hasil belajar. (ips2.1/ton)
Guru SDN Srondol Wetan 02 Kec. Banyumanik Kota Semarang