RADARSEMARANG.COM. PENDIDIKAN Islam bertujuan untuk mengembangkan potensi fitrah yang ada pada diri manusia untuk menjadi insan kamil. Karena itu, semua komponen yang ada dalam pendidikan haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Komponen yang dipelajari dalam Pendidikan Agama Islam di semua tingkat meliputi materi Keimanan, Alquran, Fiqih, Akhlaq, dan Tarikh.
Untuk bisa membaca dan mengetahui isi Alquran tentu dibutuhkan kemampuan dan keterampilan membaca. Karena itu, mengajarkan membaca Alquran kepada anak-anak sejak dini menjadi prioritas yang utama dalam pendidikan Islam dengan menggunakan banyak metode.
Sorogan berasal dari kata sorog (Jawa) yang berarti menyodorkan. Metode sorogan ini merupakan bentuk metode yang dianggap rumit. Hal ini dikarenakan metode tersebut sangat memerlukan kesabaran, kerajinan, dan kedisiplinan siswa secara pribadi. Sorogan artinya belajar secara individu. Dimana seorang santri berhadapan dengan seorang guru, terjadi interaksi saling mengenal antara keduanya (Depag RI, Pondok Pesantren, 38.).
Maksudnya pembelajaran secara individual di mana seorang murid berhadapan dengan seorang guru terjadi interaksi saling mengenal antara keduanya (A Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Malang Press, 2008), 245).
Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa metode sorogan adalah suatu metode pembelajaran di lingkungan pesantren atau sekolah, dimana peserta didik menghadap langsung kepada guru untuk membaca, menghafal, dan menjelaskan pembelajaran sebelumnya.
Dalam praktiknya, pembelajaran membaca Alquran di SMK Negeri 2 Pati peserta didik maju satu persatu di hadapan pendidik untuk membaca surat Ali Imran ayat 190-191 secara acak, bagi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dibanding dengan teman lainnya, memberikan bantauan kepada peserta didik lainnya yang kemampuannya kurang. Sebelum mereka maju di hadapan gurunya, peserta didik aktif terlebih dahulu meminta bantuan kepada teman yang mampu membaca Alquran.
Pendidik membatasi materi yang di sorogan untuk semua peserta didik, yaitu surat Ali Imran ayat 190-191. Bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan bacaannya lancar, diperbolehkan untuk memberikan bantuan kepada kawannya yang lain yang kemampuannya lebih rendah (sekaligus memanfaatkan metode Every One Is a Teacher). Menggunakan metode sorogan ini lebih memberikan semangat kepada peserta didik untuk belajar membaca Alquran.
Metode sorogan membaca Alquran pada mapel PAI dan BP di SMK Negeri 2 Pati memberikan tingkat pelayanan yang baik. Layanan tersebut berupa pemberian nilai bagi peserta didik yang membacanya lancar, tajwidnya serta makhorijul hurufnya sempurna.
Tujuan penerapan metode sorogan di SMK Negeri 2 Pati, untuk meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Adapun kelebihan metode sorogan, antara lain, pertama, ada interaksi individual antara pendidik dan siswa. Kedua, siswa lebih dapat dibimbing dan diarahkan dalam pembelajarannya. Ketiga, dapat dikontrol, dievaluasi dan diketahui perkembangan dan kemampuan diri siswa. Keempat, ada komunikasi efektif antara siswa dan pengajarnya. Dan kelima, ada kesan yang mendalam dalam diri siswa dan pengajarnya.
Sedangkan kekurangan metode sorogan, yakni tidak tumbuhnya budaya tanya jawab (dialog) dan perdebatan, serta timbul budaya antikritik terhadap kesalahan yang diperbuat sang pengajar pada saat memberikan keterangan. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan metode sorogan ini, penulis berpendapat metode ini bisa digunakan. (ps1/ida)
Guru PAI dan BP SMK Negeri 2 Kabupaten Pati