RADARSEMARANG.COM, KEGIATAN Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) diarahkan untuk meningkatkan keyakinan (keimanan), pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.
PAI merupakan usaha sadar dan terencana untuk siswa dalam meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui pengajaran dan pembiasaan. Banyak materi yang diajarkan pada mata pelajaran PAI, di antaranya materi mawaris.
Materi mawaris diajarkana pada pelajaran PAI kelas XII, seperti di SMKN 1 Magelang. Materi ini membahas tentang siapa saja yang berhak menerima harta warisan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Alquran dan Hadits.
Mempelajari mawaris dianjurkan dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW. Yang artinya ”Bagilah harta warisan di antara ahli waris sesuai dengan (aturan) kitab Allah”.( HR.Muslim dan Abu Daud).
Untuk memahami konsep-konsep mawaris perlu adanya metode pembelajaran yang tepat. Selama ini mempelajari materi mawaris menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan jenuh di kelas. Selain itu juga tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sangat rendah.
Oleh karena itu, guru harus menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami yaitu salah satunya dengan metode card sort.
Metode pembelajaran card sort adalah strategi pembelajaran yang menggunakan alat bantu berupa kartu sortir. Metode card sort berarti pola umum interaksi antara guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan sebagai kerangka acuan dalam mencapai pemahaman yang lebih baik, dengan menggunakan alat bantu berupa potongan-potongan kartu yang telah disortir.
Metode card sort dikembangkan oleh Mel Silberman (Moreno & Mayer, 2007). Strategi ini dapat dipakai untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu obyek atau mengulangi informasi.
Dalam penerapan metode card sort ini, siswa diberikan kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu indeks dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu yang berisi materi ashabah kemudian dipasangkan dengan siapa ahli waris yang mendapatkan bagian ashabah dan lain sebagainya.
Metode card sort bisa digunakan sebagai strategi alternatif yang dirasa lebih bisa memahami karakteristik siswa. Karakteristik yang dimaksud disini adalah siswa biasanya lebih senang belajar sambil bermain, maksudnya ketika kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu membuat siswa lebih termotivasi dan senang terhadap materi yang disampaikan, sehingga hasil belajar dapat dicapai secara maksimal. Strategi ini juga merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) yang bertujuan untuk mengaktifkan individu dan kelompok dalam belajar.
Langkah-langkah penerapan metode card sort dalam pembelajaran mawaris adalah guru menyiapkan kartu berisi materi mawaris yang terdiri dari kartu induk/topik utama dan kartu rincian, seluruh kartu diacak/dikocok agar bercampur, bagikan kartu kepada siswa, masing-masing siswa mendapat satu kartu atau boleh lebih, perintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya, masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan secara urut, lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya, penanggung jawab kelompok menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian dikomentari oleh kelompok lainnya, setiap hasil kerja siswa diberikan apresiasi. Guru melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut (Barker, 1994).
Adapun kelebihan menggunakan metode card sort antara lain pembelajaran lebih menyenangkan Penggunaan metode card sort akan menjadikan pembelajaran terasa menyenangkan, karena pembelajaran disajikan dalam bentuk permainan. Materi lebih mudah diingat karakteristik metode card sort adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan, sajian pesan-pesan ini akan memudahkan siswa untuk mengingat pesan tersebut.
Kemudian lebih mudah dibawa kemana-mana. Dengan ukuran yang kecil, kartu dapat disimpan di tas bahkan di saku sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan di mana saja, di kelas maupun di luar kelas. Praktis cara pembuatan dan penggunaannya.
Sedangkan kekurangan dari metode card sort adalah tepat atau tidaknya belajar dengan menggunakan permainan kartu tergantung dari materi yang akan disampaikan oleh guru. Penggunaan permainan kartu memerlukan suatu pengaturan kelompok secara khusus. Permainan cenderung menyederhanakan konteks sosialnya sehingga tidak mustahil siswa justru memperoleh kesan yang salah; dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Setelah penulis menerapkan model pembelajaran card sort, maka pemahaman siswa XII SMKN 1 Magelang pada materi mawaris mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran sebelumnya.
Hal ini bisa dilihat dari hasil belajar siswa yang meningkat yaitu mencapai ketuntasan capaian pembelajaran sebesar 90 persen, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan 10 persen dengan nilai rata-rata siswa mencapai 85.
Metode pembelajaran card sort sangat efektif meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam, khususnya materi mawaris. (ps1/zal)
Guru SMK Negeri 1 Magelang