RADARSEMARANG.COM, PROSES pembelajaran adalah hal penting dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia (RI) nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.
Salah satu upaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa itulah, maka para siswa perlu diberikan materi keterampilan berbahasa.
Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa yang bersifat produktif dan ekspresif.
Keterampilan menulis ini memungkinkan pemakai bahasa dapat menuangkan ide, gagasan, atau pandangannya secara tertulis. Namun, keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan 1986:3-4).
Menulis teks laporan hasil observasi merupakan salah satu topik pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas X jenjang SMK. Namun siswa menganggap menulis tidak penting dan sulit.
Kesulitan menulis ini juga dirasakan siswa kelas X TKRO 2 SMK Negeri 4 Semarang yang mengaku sulit jika diberi tugas menulis. Siswa merasa jenuh dengan kegiatan menulis.
Siswa juga beranggapan bahwa kegiatan menulis tidak menarik dan membosankan. Siswa hanya sekedar melaksanakan tugas menulis saja, yang penting tugas dilaksanakan tanpa memperhatikan hasil tulisannya.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih kreatif di dalam memilih metode pembelajaran agar pelajaran menulis menjadi lebih menyenangkan. Salah satu variasi yang rekreatif adalah dengan permainan bahasa/Scrambel.
Soeparno (1987:60) mengatakan, permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. “Scrambel” digunakan dalam penelitian ini karena dapat melibatkan siswa secara aktif menulis, sekaligus asyik dalam permainan bahasa yang menyenangkan tapi tetap serius.
Ternyata dengan menggunakan model tersebut, kegiatan menulis laporan hasil observasi menjadi lebih menyenangkan serta dapat menstimulus potensi dan kreativitas siswa. Siswa menjadi tidak merasa jenuh dengan materi Menulis Laporan Hasil Observasi ini.
Model pembelajaran ini diawali dengan proses observasi terhadap sebuah objek oleh siswa. Kemudian siswa membuat hasil observasinya di selembar kertas dengan bentuk yang menarik sesuai kreativitas siswa dengan didukung oleh sumber pendukung.
Kemudian, setiap hasil pengamatan yang lain juga dilakukan proses yang sama. Setelah terkumpul, akan disusun pada sebuah media seperti kertas asturo dengan diberikan gambar-gambar pendukung sesuai isi laporan dengan memperhatikan struktur dan ketentuan lain dalam menyusun LHO.
Dengan menggunakan model tersebut, ternyata siswa sangat antusias menyusun laporan hasil observasi mereka. Para siswa juga sangat bersemangat menyusun sebaik-baiknya sesuai dengan kreativitas mereka untuk bisa dipresentasikan di depan kelas. Pada akhirnya dengan medel ini, siswa pun tidak merasa jenuh untuk mengikuti pelajaran menulis. (s4/ida)
Guru SMK Negeri 4 Semarang