RADARSEMARANG.COM, Konsep-konsep dalam kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman konsep dan pembinaan keterampilan.
Sebagai guru kelas 6 merasa perlu untuk memacu kreativitas dan keaktifan siswa dalam situasi belajar yang menarik dan menyenangkan. Situasi belajar yang menarik dan menyenangkan dapat tercipta dengan model pembelajaran yang tepat dengan materi yang diajarkan.
Matematika merupakan mata pelajaran yang kurang diminati siswa. Karena banyak siswa yang beranggapan matematika itu sulit dan membosankan. Hal ini juga terjadi di SD 1 Lau, Dawe, Kudus. Kurangnya minat belajar siswa menyebabkan hasil belajar matematika rendah.
Salah satu materi pelajaran matematika di kelas enam harus sudah menguasai operasi hitung penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian.operasi hitung penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian ini adalah dasar agar siswa bisa mengerjakan bentuk soal yang sudah komplek di kelas enam.
Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas enam tentang materi hitung tersebut belum sesuai yang diharapkan. Untuk itu dibutuhkan penerapan model pembelajaran yang digunakan dengan jarimatika, karena dengan metode jarimatika siswa akan lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Menurut Heruman (2008 ; 22) pada prinsipnya perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang. Oleh karena itu kemampuan prasarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan.
Menurut Heruman (2007 : 26), pembagian merupakan lawan dari perkalian atau disebut juga sebagai pengurangan berulang sampai habis. Syarat utama yang dimiliki siswa dalam mempelajari konsep pembagian adalah pengurangan dan perkalian.
Metode jarimatika adalah suatu cara berhitung (operasi kali bagi tambah kurang/KaBaTaKu) matematika dengan menggunakan alat bantu jari. Sedangkan menurut Wulandari, Jaritmatika adalah suatu cara berhitung dengan menggunakan jari atau ruas-ruas jari tangan. Namun demikian menurut Trivia Astuti mengemukaakan bahwa Jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika yang mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari kita sendiri.
Dibandingkan dengan metode lain, jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu kemudian cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang. Selain itu metode ini disampaikan secara menyenangkan sehingga anak-anak akan merasa senang dan mudah menerimanya.
Seperti halnya dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan,dalam operasi perkalian ini dapat dilakukan perhitungan dengan mudah dan cepat hanya dengan menggunakan 10 jari saja. Metode hitung dengan jari disebut jarimatika.
Kalau dalam operasi penjumlah dan pengurangan, penyebutan bilangan dengan jari dimulai jari telunjuk kanan sebagai bilangan awal (satuan) dan jari kiri sebagai puluhan, maka dalam perkalian dan pembagian ini, penyebutan bilangan dimulai dari jari kelingking sebagai bilangan terkecil dan ibu jari sebagai sebagai bilangan terbesar. Ini untuk membedakan antara operasi penjumlahan dan pengurangan dengan operasi perkalian dan pembagian.
Bilangan-bilangan pada operasi perkalian dan pembagian ini terbagi dalam kelas-kelas atau kelompok-kelompok besar, misalnya kelas 6 s/d 10, 11 s/d 15, 16 s/d 20 dan seterusnya.
Sedangkan penyebutan bilangan pada masing-masing jari tidak selalu sama, tetapi disesuaikan dengan kelas-kelas, misalnya pada kelas 6 s/d 10 jari kelingking mempunyai nilai 6, jari manis memiliki nilai 7 dan seterusnya.
Dengan penggunaan metode jarimatika pada proses perhitungan pada operasi perkalian memberikan kesenangan pada anak, sebab proses menghitung dengan gerakan jari-jari tangan kanan maupun kiri akan membuat anak senang.
Dengan merasa senang anak akan tumbuhminatnya dalam belajar dan anak akan mengulang-ulang proses penghitungannya. Dengan metode yang menyenangkan peningkatan hasil belajar siswa akan mudah tercapai. (ps1/ton)
Guru Kelas VI SD 1 Lau, Kec. Dawe Kab. Kudus