RADARSEMARANG.COM, PERANAN guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut mampu menyelenggarakan proses pembelajaran sebaik-baiknya.
Guru mempunyai fungsi peran strategis dalam pembangunan bidang pendidikan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.
Karena itulah, para pendidik berusaha memilih metode pengajaran yang tepat dan efektif, sehingga meningkatkan kecakapan dan pengetahuan peserta didik.
Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuannya. Metodologi pengajaran pada hakikatnya penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip pendidikan bagi perkembangan peserta didik.
Namun kenyataannya yang dijumpai di sekolah, sebagian besar materi pembelajaran diberikan secara klasikal. Guru hanya membacakan dan memperlihatkan gambar yang ada pada materi, akibatnya siswa kurang berminat mengikuti pelajaran karena siswa merasa bosan.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI-BP) pada materi asmaul husna di kelas 3 SD Negeri 01 Sokawangi, guru menerapkan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match. Yakni, suatu teknik pembelajaran dengan mencari pasangan kartu sambil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam semua mata.
Langkah-langkahnya sebagai berikut, pertama, guru menguraikan materi secara singkat dan siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama. Kedua, guru membagi siswa menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok pemegang kartu soal, kelompok pemegang kartu jawaban, dan kelompok penilai.
Selanjutnya guru mengajak siswa keluar kelas agar permainan lebih menarik. Ketiga, guru dan siswa mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam permainan, yaitu kertas kartun, peluit dan stopwatch.
Kertas kartun yang digunakan sebaiknya dibedakan antara kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Keempat, guru dan siswa melakukan permainan.
Teknik permainan Make a Match dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut, siswa dikumpulkan di luar ruangan untuk diberi penjelasan aturan permainan.
Selanjutnya, guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-masing kelompok secara acak, sementara kelompok penilai memegang stopwatch. Setelah itu, guru meniup peluit tanda permainan dimulai.
Sebelum permainan dimulai, guru memberikan penjelasan peraturan permainan, yaitu batas waktu permainan adalah 5 menit. Siswa yang menemukan pasangannya, setelah 5 menit akan diberi sanksi.
Sanksi ditentukan bersama oleh seluruh siswa. Sanksi bukan bentuk fisik, melainkan yang menghibur, misalnya bernyanyi, menari, baca puisi atau yang lain.
Selanjutnya siswa yang memegang kartu pertanyaan dan kartu jawaban saling mencari pasangannya. Setelah menemukan pasangannya, siswa memisahkan diri dari siswa yang belum menemukan pasangan sambil menunggu pasangan yang lain.
Setelah waktu yang ditentukan berakhir, guru mengumpulkan siswa dengan membentuk lingkaran. Kemudian kelompok penilai menanyakan pasangan siswa secara urut. Jika pasangan tepat, maka siswa yang lain bertepuk tangan.
Tapi jika pasangan salah, siswa yang lain memberi sanksi yang menghibur, begitu seterusnya sampai selesai. Di akhir permainan, guru dan siswa menyimpulkan tentang kegiatan yang telah dilakukan.
Selain memiliki kelebihan, metode Make a Match juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya antara lain, pertama, kegiatan yang telah dilakukan membuat suasana belajar menyenangkan dan lebih menarik. Kedua, seluruh kegiatan permainan, terjadi kerjasama antarsiswa dalam kelompok.
Adapun kelemahannya antara lain, pertama, siswa tidak dapat dilepas secara mandiri dalam melakukan permainan. Kedua, kurang efektif dalam segi waktu karena memerlukan waktu yang cukup lama. Ketiga, siswa kurang terkontrol karena kegiatan yang dilakukan di luar ruangan. Keempat, guru perlu mempersiapkan peralatan yang memadai untuk permainan.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan metode Make a Match dalam pembelajaran Asmaul Husna, metode ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa. (ps1/ida)
Guru PAI-BP SDN 01 Sokawangi, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang