26 C
Semarang
Minggu, 3 Desember 2023

Belajar Matematika Materi Fungsi Lebih Menyenangkan dengan TGT

Oleh : Haryati, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk mencapai batas tuntas atau KKM. Hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran.

Guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembalajaran. Atau komunikasi antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran kurang.

Selain itu, guru kurang aktif saat menyampaikan materi pelajaran, khususnya pelajaran matematika. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi fungsi yang diberikan di kelas VIII SMP Negeri 28 Semarang, adalah metode pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT).

Menurut Sukmadinata (2009) hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran matematika adalah model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament.

Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan metode pembelajaran suatu bentuk pembelajaran yang dikemas dengan proses permainan dan menitikberatkan pada keaktifan siswa.

Dengan menerapkan TGT proses pembelajaran tidak menjadi monoton, siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar serta melatih siswa untuk lebih percaya diri (Huda, 2013).

TGT merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin untuk membantu siswa mereview dan menguasai materi pelajaran (Mulyatiningsih, 2014: 244).

Metode TGT melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainanan sehingga memberi peluang kepada siswa untuk belajar lebih rileks dan menjadikan pembelajaran tidak monoton.

Berdasarkan hal tersebut TGT dipilih karena dapat melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, saling menghargai perbedaan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai materi yang dipelajari.

Menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan tidak bersifat monoton, menambah semangat belajar, menambah rasa percaya diri siswa, serta menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT diawali dengan guru mempresentasikan materi secara garis besar, kemudian menempatkan siswa kedalam tim yang telah dibentuk untuk belajar tim dan mengerjakan tugas tim.

Selanjutnya dilaksanakan dengan mengadakan games berupa soal-soal yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Kelompok yang berhasil menjawab soal paling banyak dinyatakan sebagai kelompok yang menang.

Berdasarkan pengamatan penulis selama proses pembelajaran matematika materi fungsi di kelas VIII SMP Negeri 28 Semarang dengan menerapkan model pembelajaran TGT, dapat menambah semangat siswa dalam belajar karena secara tidak langsung siswa berusaha mendapatkan poin tertinggi. Dalam proses pembelajaran berlangsung tak luput dari perselisihan kelompok, di sinilah letak kooperatif juga berperan.

Siswa belajar menghargai pendapat satu sama lain dan mempererat persahabatan diantara siswa. Sehingga dapat terbentuk karakter yang baik pada siswa.

Peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa yaang ditunjukkan dari hasil penilaian yang dilakukan, ketuntasan belajar klasikal bisa tercapai.

Dengan demikian metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat menjadi alternatif bagi guru untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. (ips1/lis)

Guru Matematika SMP Negeri 28 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya