27 C
Semarang
Jumat, 8 Desember 2023

Menghentikan Siswa Merokok dengan Bimbingan Kelompok

Oleh: Gandhy Rudi Mardiwijuni, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM-Dalam layanan bimbingan konseling ada beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik. Untuk mencapai kemandirian, wujud kemampuan memahami diri dan lingkungan, menerima diri, mengarahkan diri, dan mengambil keputusan, serta merealisasikan diri secara bertanggung jawab. Sehingga tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.

Salah satu jenis layanan yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik berhenti merokok di sekolah adalah dengan layanan bimbingan kelompok.

Pengertian bimbingan kelompok adalah bantuan kepada kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 2-10 peserta didik/konseli agar mereka mampu melakukan pencegahan masalah, pemeliharaan nilai-nilai, dan pengembangan keterampilan-keterampilan hidup yang dibutuhkan (POP BK SMA, hal 54).

Sebelum dilaksanakan bimbingan kelompok harus dirancang terlebih dahulu perencanaannya. Harus sesuai dengan kebutuhan nyata anggota kelompok. Topik bimbingan kelompok bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti: cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, pergaulan sosial, merokok, persahabatan, penanganan konflik, mengelola stres, dan sebagainya.

Di SMA Negeri 2 Magelang dalam merancang bimbingan kelompok untuk membahas topik tentang merokok. Anggota kelompok dirancang terdiri atas peserta didik yang merokok di sekolah dan peserta didik yang tidak merokok.

Tujuannya, agar peserta didik yang tidak merokok dalam pembahasan topik tentang merokok dapat memberikan pendapat tentang alasan mereka tidak merokok dengan alasan tersebut. Diharapkan dapat menginspirasi peserta didik yang perokok untuk berhenti merokok.

Teknik bimbingan kelompok yang dapat digunakan guru BK adalah diskusi kelompok. Pengertian diskusi kelompok dalam layanan bimbingan kelompok adalah interaksi komunikasi antar anggota kelompok dalam memahami topik atau mengembangkan keterampilan tertentu secara bersama-sama dengan cara mengutarakan masalah, ide-ide, saran, dan saling menanggapi satu sama lain.

Diskusi dalam bimbingan kelompok tidak saling menjatuhkan, tidak mengkritik pendapat teman, tidak berdebat. Tetapi saling memberi pendapat, saran, dan ide. Pada diskusi kelompok semua anggota diberi peran tertentu.

Seperti pemimpin diskusi, notulen, dan peserta atau anggota. Sehingga semua anggota memiliki tanggung jawab dan bertanggung jawab atas penyelesaian masalah yang menjadi topik diskusi.

Untuk memulai topik bahasan dengan menggunakan kalimat tanya apa, mengapa, bagaimana. Apa yang dimaksud dengan merokok? Apa segi negatif merokok? Untuk peserta didik yang perokok diberi pertanyaan mengapa mereka merokok? Apa dampak dari mereka merokok? Apakah mereka pernah berpikir untuk berhenti merokok? Apa saja kesulitan mereka ketika ingin berhenti merokok?

Untuk peserta didik yang tidak merokok diberi pertanyaan mengapa mereka tidak merokok? Selain itu diminta menyampaikan pendapatnya apakah pernah diajak teman untuk merokok? Bagaimana cara mereka menolak ajakan teman untuk merokok? Apakah dampak dalam berteman ketika menolak ajakan untuk merokok? Serta apa manfaat yang didapat ketika ia tidak merokok?

Dengan mendengarkan pendapat teman yang tidak merokok akan menjadi renungan bagi peserta didik yang perokok. Karena pendapat tersebut merupakan pendapat dari teman sebayanya.

Pendapat dari teman sebaya lebih didengar oleh remaja daripada nasehat-nasehat atau larangan dari orang yang lebih dewasa.

Dengan layanan bimbingan kelompok semacam ini terbuki lebih efektif dalam upaya menghentikan peserta didik merokok di sekolah. (ds1/fth)

Guru BK SMA Negeri 2 Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya