RADARSEMARANG.COM, Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai seseorang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dituntut terampil dalam menulis. Salah satu keterampilan menulis yang bisa dikembangkan di kelas XI adalah menulis cerita pendek.
Kemampuan menulis cerpen sebenarnya telah dimiliki oleh siswa pada jenjang SD, SMP, tetapi tidak semua siswa mampu dan terampil menulis cerpen. Sampai saat ini, masih banyak siswa yang kesulitan ketika diminta untuk menuangkan pikiran melalui cerita pendek.
Menurut Nurgiyantoro (2002: 168) menulis merupakan suatu proses perkembangan. Kemampuan menulis merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan.
Semakin berlatih, kemampuan menulis akan meningkat, oleh karena itu keterampilan menulis perlu ditumbuhkembangkan.
Salah satu jenis kegiatan menulis kreatif dalam hal ini adalah menulis cerpen. Sumardjo (2007: 81) mengungkapkan menulis cerpen pada dasarnya adalah menyampaikan sebuah pengalaman kepada pembacanya.
Menulis cerpen adalah kegiatan mengorganisasikan pikiran, gagasan secara baik dan benar dalam bentuk cerita fiksi yang berupa prosa singkat, padat, ceritanya berpusat pada satu konflik, dan pengembangan pelakunya terbatas serta menimbulkan kesan tunggal.
Menulis cerpen bukan sekadar memberitahu sebuah cerita, karena sebuah cerpen bukan hanya menyampaikan cerita. Tetapi juga menggambarkan sebuah pengalaman (berbentuk cerita), maka syarat untuk membuat sebuah cerpen hidup adalah bagaimana membawa pembacanya memasuki pengalaman cerita itu.
Siswa menemui kesulitan dalam menemukan ide untuk menulis. Padahal, ide menulis bisa muncul dari mana saja, seperti membaca, mendengar cerita orang lain, mengamati, sampai mengalami pengalaman sendiri. Salah satu kegiatan menulis yang banyak dilakukan orang adalah menulis diari. Hal seperti itu sebenarnya bisa kita munculkan kembali untuk mengasah keterampilan menulis.
Berdasarkan hal itulah, penulis mencoba menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran menulis cerpen. Peserta didik diminta menuangkan pengalamannya ke dalam sebuah tulisan (cerpen).
Dalam pengembangannya, mereka bebas untuk bereksplorasi dengan pengalamannya tersebut. Mereka boleh menceritakan pengalaman secara utuh atau sedikit bermain imajinatif untuk membuat sebuah rekaan pada cerita pendek yang didasari pengalaman mereka sendiri.
Menerapkan pengalaman pribadi pada tulisan ternyata membuahkan hasil. Siswa lebih mudah mengembangkan alur cerita karena pengalaman yang dimiliki dapat membantu keutuhan cerita menjadi terarah.
Bahkan, beberapa siswa mampu mengembangkan ceritanya dengan memasukkan unsur lain sehingga cerita yang dibuat menjadi lebih menarik. Artinya, penerapan pengalaman pribadi siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen cukup optimal dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, keterampilan menulis cerpen bisa ditingkatkan dari hal kecil seperti pengalaman pribadi.
Untuk mempermudah proses penemuan ide, jangan fokus untuk langsung menemukan satu ide saja. Semua ide boleh ditulis terlebih dahulu. Nanti dapat dipilih mana yang akan dipilih untuk dikembangkan menjadi cerpen.
Menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan. Saat kita sedih atau senang dapat kita apresiasikan melalui tulisan. Menulis juga melatih otak dan tangan kita. Kegiatan menulis juga terbukti menghilangkan stres, apa pun yang kita rasakan, kita dapat menuangkan dengan tulisan.
Bahan yang paling mudah untuk kita tulis, adalah pengalaman pribadi yang pernah dialami yang dapat kita wujudkan dalam bentuk cerita pendek. Selain itu ide cerita selain diperoleh dari kehidupan sehari-hari, juga dari sumber lain. Sumber yang bisa digunakan untuk mendapatkan ide cerita antara lain internet, buku, TV, radio, majalah.
Keterampilan menulis cerpen bisa ditingkatkan dari hal kecil seperti pengalaman pribadi. Meningkatkan kemampuan menulis harus dilakukan kontinu dan berkesinambungan agar kualitas tulisan juga turut meningkat.
Dari paparan di atas dapat disimpukan bahwa menerapkan pengalaman pribadi pada tulisan ternyata membuahkan hasil. Siswa lebih mudah mengembangkan alur cerita karena pengalaman yang dimiliki dapat membantu keutuhan cerita menjadi terarah.
Bahkan, beberapa siswa mampu mengembangkan ceritanya dengan memasukkan unsur lain sehingga cerita yang dibuat menjadi lebih menarik.
Artinya, penerapan pengalaman pribadi siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen cukup optimal dalam kegiatan pembelajaran. (ut/lis)
Guru SMK Negeri 1 Salam, Kabupaten Magelang