RADARSEMARANG.COM, Dalam mata pelajaran bahasa Jawa terdapat kompetensi dasar menulis yaitu menulis deskripsi tentang busana adat Jawa.
Materi ini adalah materi kelas XII, tetapi tetap menjadi materi yang sering membingungkan. Walaupun sudah sering menulis tetapi siswa tetap merasa bingung ketika memulainya.
Hal inilah yang sering menjadi masalah dalam pembelajaran materi tersebut. Menurut Keraf (1995:15) teks deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan pembaca melihat sendiri objek itu.
Dengan kata lain deskripsi merupakan suatu jenis tulisan yang bertujuan untuk menggambarkan suatu objek berdasarkan apa yang ditangkap oleh panca indra manusia.
Materi yang menjadi bahan tulisan dalam kompetensi ini adalah busana adat Jawa. Busana ini dibedakan menjadi busana kakung dan busana putri.
Walaupun busana ini terlihat sederhana tetapi banyak hal mendetail yang harus diperhatikan karena ternyata busana ini ada beberapa jenis. Ada busana Jawa gagrag Surakarta dan gagrag Ngayogyakarta.
Hal tersebut membuat siswa sering bingung dalam membedakannya. Seperangkat busana adat Jawa dari kepala sampai ke kaki yang terdiri dari berbagai macam aksesori yang harus dikenakan dan untuk keselarasan antara gagrag Surakarta dan Ngayogyakarta maka dalam pemakaian tidak diperbolehkan tertukar sehingga tercampur antara gagrag Surakarta dan Ngayogyakarta.
Beberapa kelengkapan busana kakung dari blangkon, beskap, jarit, keris, selop dan juga kelengkapan busana putri dari kebaya, sanggul, jarit, selop berbeda antara gaya Surakarta dan Ngayogyakarta. Siswa diharapkan mampu memahami perbedaannya dan juga mampu menggambarkannya dalam wujud tulisan deskripsi.
Hal ini yang membuat siswa harus benar-benar memahami busana adat Jawa baik yang gagrag Surakarta maupun Ngayogyakarta.
Untuk membangkitkan semangat para siswa dalam pembelajaran materi tersebut maka penulis mencoba mengenalkan metode role playing. Metode ini diyakini bisa meningkatkan minat siswa dalam kompetensi tersebut.
Role playing menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Zain (2008:28) merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan materi pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa yang dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati yang dikaitkan dengan materi pelajaran yang dibahasnya.
Keunggulan role playing menurut Miftahul Huda (2013:210) di antaranya dapat memberikan kesan pembelajaran yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, dan juga mampu menjadi pengalaman belajar menyenangkan yang sulit dilupakan, membuat suasana kelas lebih dinamis dan antusias.
Penerapan metode role playing merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Pada metode ini, peserta didik bekerja secara berkelompok.
Setiap kelompok memeragakan pemakaian busana adat Jawa baik gagrag Surakarta dan Ngayogyakarta kakung putri. Kemudian setelah itu berdiri berpasang-pasangan sesuai gagrag-nya baik Surakarta maupun Ngayogyakarta.
Selanjutnya salah satu siswa akan menerangkan kelengkapan busana yang dikenakan modelnya dan kelompok lain akan mendengarkan dan memberikan sanggahan dan pendapat kalau ditemukan kesalahan.
Hal ini membuat antusias kelompok lain yang mendengarkan sehingga suasana kelas menjadi sangat dinamis dan menyenangkan. Dengan melihat langsung peragaan busana adat tersebut membuat siswa mampu memahami kelengkapan dan juga membedakannya baik busana gagrag Surakarta maupun gagrag Ngayogyakarta. Sehingga membuat siswa mudah dalam mendiskripsikannya dalam bentuk tulisan.
Pembelajaran menulis deskripsi busana adat Jawa dengan menggunakan metode role playing sangat memotivasi peserta didik dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Berdasarkan asumsi tersebut dapat disimpulkan bahwa role playing dapat meningkatkan minat dan hasil pembelajaran menulis deskripsi tentang busana adat Jawa.
Dengan role playing kompentensi menulis deskripsi tentang busana adat Jawa khususnya siswa SMA Negeri 1 Temanggung bisa meningkat. Oleh karena itu disarankan bagi guru penggunaan role playing dalam pembelajaran menulis deskripsi tentang busana adat Jawa. (ut/lis)
Guru Bahasa Jawa SMAN 1 Temanggung