30 C
Semarang
Kamis, 7 Desember 2023

Wujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional dengan SATEKU

Oleh: Hanjar Giri Anggraini, S.Pd., M.Si.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mendapat kesempatan belajar dalam Program Guru Penggerak merupakan hal membahagiakan. Karena menambah pengetahuan Implementasi Kurikulum Merdeka.

Berikut penulis bagikan praktik baik pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional mapel ekonomi XI IPS dengan SATEKU alokasi 4×45 menit.

Kompetensi menganalisis dan menyajikan distribusi pendapatan nasional (PN) menyisakan permasalahan. Hal ini dilihat dari asesmen diagnostik awal yang menunjukkan kesiapan belajar murid sebanyak 20 persen memahami distribusi PN, dapat menghitung luas segitiga, trapesium, tembereng, dan indeks gini/IG (K3). Kemudian 45 persen memahami distribusi PN, dapat menghitung luas segitiga dan trapesium, namun belum lancar menghitung luas tembereng dan IG (K2). Sedangkan 35 persen memahami distribusi PN namun belum lancar menghitung luas segitiga, trapesium, tembereng, dan IG (K1).

Berdasarkan minat sebanyak 43 persen suka olahraga/kerajinan, 40 persen menyukai seni/bahasa, dan 17 persen sains. Untuk profil belajar sebanyak 38 persen memiliki gaya belajar visual, auditori 21 persen, dan kinestetik 41 persen.

Merujuk hal itu, dan agar permasalahan dapat dipecahkan maka guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional dengan SATEKU (Segitiga, Trapesium, Tembereng, dan Kurva Lorenz). Sebagai upaya meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologi murid di SMAN 2 Batang. Tomlinson (1994:14) menyebutkan dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya konsisten merespon kebutuhan belajar melalui pemetaan terhadap kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.

Sedangkan Noble and McGrath (2016) menyatakan well-being murid yang optimal adalah keadaan emosional berkelanjutan yang ditandai dengan sikap dan suasana secara umum positif tercermin tiga hal yaitu kesadaran penuh, kompetensi sosial emosional (kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab), serta kesejahteraan psikologis. Kemudian SATEKU adalah media untuk menghitung dan menganalisis distribusi PN baik secara manual dan berbasis android (spreadsheet dan PeNa.apk).

Pembelajaran awal berupa menyambut murid secara hangat, kesadaran diri murid memimpin berdoa, praktik kesadaran penuh menyanyi lagu profil pelajar pancasila untuk menguatkan konsep, praktik manajemen diri berupa literasi digital pemanfaatan HP untuk pembelajaran, manajemen diri/guru teknik STOP: ambil nafas panjang dan meyakinkan diri melayani murid, kesadaran diri mengungkap 6 emosi murid, dan menyampaikan tujuan-KD-IPK-materi.

Kegiatan inti pada sintaks orientasi masalah berupa murid mengamati video realita kehidupan menumbuhkan kesadaran sosial sehingga menyadari perasaan orang lain dan welas asih. Diferensiasi konten berdasarkan kesiapan belajar dimana kelompok K1 diberi bahan ajar/media cetak terlebih dahulu, setelah memahami menghitung IG diberi media SATEKU berbasis android. K2 diberi kebebasan mencoba berbagai bahan ajar/media, namun coba terlebih dahulu yang paling mudah. K3 diberikan kebebasan mencoba berbagai bahan ajar/media.

Sintaks mengorganisasikan belajar berupa diferensiasi proses berdasarkan profil belajar, untuk gaya belajar visual menerima penjelasan guru menggunakan banyak gambar/alat visual. Untuk auditori, guru menyediakan media PeNa.apk yang mengeluarkan suara. Sedangkan kinestetik, guru menyediakan display ditempel di tempat berbeda sehingga memberikan kesempatan murid bergerak mengakses informasi.

Sintaks membimbing penyelidikan individu/kelompok berupa diferensiasi proses berdasarkan kesiapan belajar dimana K1 didampingi guru menghitung luas segitiga, trapesium, tembereng, dan menentukan IG dengan bahan ajar cetak kemudian menganalisis dan menyajikan dengan SATEKU cetak. Jika sudah memahami, dikenalkan spreadsheet dan PeNa.apk.

K2 menyelesaikan studi kasus menantang mengaplikasi luas segitiga, trapesium, tembereng, dan menentukan IG. Guru melakukan pendampingan menentukan tembereng kemudian menganalisis dan menyajikan dengan SATEKU cetak dan android. Jika kesulitan, bertanya kepada 3 temannya dan guru sesekali datang ke kelompok memastikan tidak terjadi miskonsepsi. K3 menyelesaikan studi kasus menantang mengaplikasikan luas segitiga, trapesium, tembereng, dan menentukan IG kemudian menganalisis dan menyajikan dengan

SATEKU berbasis android serta murid bekerja mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing. Sintaks mengembangkan dan menyajikan hasil karya berupa pengambilan keputusan yang bertanggungjawab, dan diferensiasi produk berdasarkan minat atau profil belajar dimana minat olahraga/kerajinan/kinestetik menyajikan dengan hiasan kerajinan/dinding, seni/bahasa/visual menyajikan dalam bentuk lukisan/gambar/poster, dan sains/auditori menyajikan dengan bantuan spreadsheet disertai penjelasan.

Pada sintaks menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah berupa ice breaking agar konsentrasi dan energi bertambah untuk persiapan presentasi sehingga mampu mengelola emosi, nyaman, dan bahagia. Kemudian menumbuhkan kesadaran berelasi dalam presentasi dan memberikan tanggapan kelompok. Kegiatan menutup pembelajaran dengan memberikan umpan balik, murid mengisi lembar refleksi, dan menggugah kesadaran sosial dengan memberikan pesan moral “perbedaan pendapatan menjadi penyemangat untuk berjuang”.

Nilai rata-rata dari 9 item refleksi (banyak pilihan; pembelajaran aktif, bersemangat, dan tahu banyak; nyaman mengungkapkan pendapat; membekali diri sebagai warga yang baik; waktu yang disediakan memadai memahami isu di sekitar; diskusi berjalan asyik dan kaya pengetahuan; memenuhi kebutuhan dan berproses; metode seru dan menyenangkan; dan keterampilan bertambah dengan media SATEKU) sebesar 94 persen murid setuju dan sangat setuju serta 6 persen tidak setuju.

Kemudian kompetensi pengetahuan sebanyak 85 persen murid memperoleh nilai 75 dan keterampilan sebanyak 82 persen memperoleh nilai 75. Dari data itu tampak bahwa pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional melalui media SATEKU dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis murid. Penulis juga berkeyakinan guru dapat menerapkan praktik baik yang saya bagikan untuk diterapkan di kelas dan mata pelajaran lainnya yang disesuaikan dengan karakteristik murid serta kearifan budaya lokal. (bt1/fth)

Guru Ekonomi SMAN 2 Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya