RADARSEMARANG.COM, Dalam dunia pendidikan seseorang yang ingin pintar dan terampil wajib belajar. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dapat menunjukkan perubahan perilakunya, akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons.
Berdasarkan hasil pengamatan, siswa kurang aktif dalam belajar, dikarenakan metode pembelajaran kurang menarik, karena tidak melibatkan siswa secara aktif.
Keterlibatan siswa rendah disebabkan metode pembelajaran berpusat pada guru yang bersifat konvensional. Sehingga pemahaman dan penguasaan materi siswa tidak memenuhi ketuntasan belajar minimal (KBM).
Maka guru perlu merancang kegiatan pembelajaran di kelas secara kreatif dan inovatif. Pelajaran Teknik Dasar Elektronika (TDE) merupakan mata pelajaran produktif yang bertujuan membekali siswa menjadi kompeten dan terampil. Agar misi pelajaran produktif TDE berhasil, guru perlu memilih metode pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dengan discovery learning.
Pendekatan saintifik dengan discovery learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi atau fakta dan menghubungkannya dengan materi pelajaran.
Sehingga siswa dapat memanfaatkan pengetahuan yang ada dan pengetahuan baru untuk menemukan ide-ide tentang suatu topik dan dapat menjalankan prinsip pembelajaran penemuan.
Bruner (2021) menyatakan discovery learning adalah proses pencarian pengetahuan yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan suatu pemecahan masalah atau fakta yang bermakna.
Guru tidak mengajarkan materi dengan cara hafalan tetapi memfasilitasi proses pembelajaran. Sehingga discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar pada Teknik Dasar Elektronika kompetensi dasar komponen pasif dan aktif siswa kelas X TE semester gasal SMK Negeri 3 Semarang.
Langkah-langkah pembelajaran discovery learning dimulai dari pendahuluan. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan. Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 5-6 siswa.
Siswa diminta mengambil komponen pasif dan aktif, mengidentifikasi serta menentukan jenis komponen secara kelompok dan mencatat pertanyaan yang ingin diketahui. Selanjutnya guru membimbing, memotivasi dan mengamati keterampilan siswa dalam mengidentifikasi komponen pasif dan aktif dikelompokkan sesuai jenisnya.
Guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa dalam menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh untuk menganalisis persamaan, perbedaan berdefinisi mengenai jenis komponen pasif dan aktif, menyusun laporan hasil analisis dan menyajikan secara lisan.
Dengan demikian siswa aktif mengerjakan tugas secara kelompok. Suasana belajar sangat menyenangkan karena adanya kerja sama, untuk menemukan sendiri jawabannya.
Pengetahuan yang ditemukan siswa melalui proses kognitif akan masuk ke memori jangka panjang. Juga mampu meningkatkan kemampuan, penalaran berpikir sistematis. Belajar adalah cara untuk mempertahankan dan mentransformasikan informasi secara aktif.
Dapat disimpulkan metode discovery learning sangat tepat untuk menyampaikan materi Teknik Dasar Elektronika. Sehingga siswa dapat mengidentifikasi komponen pasif dan aktif, serta dapat menentukan nilainya.
Discovery learning membantu guru dan siswa mengidentifikasi komponen dasar elektronika baik pasif dan aktif. Sehingga mampu melebur pemahaman materi yang dimiliki dengan implementasinya dalam penerapan rangkaian elektronika.
Dengan demikian penerapan motode pembelajaran discovery learning sangat menarik dan menyenangkan. (ut/lis)
Guru Elektronika SMKN 3 Semarang