31 C
Semarang
Minggu, 3 Desember 2023

Belajar Asyik dengan PBL untuk Mengetahui Tingginya Pernikahan Dini

Oleh : Nur Chafidah, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Nikah merupakan ikatan perkawinan yang dilakukan sesuai ketentuan hukum dan ajaran agama. Dalam suatu pernikahan ada ikatan hukum dan agama yang menjadi dasar terjalinnya antara dua manusia laki-laki dan perempuan pada ikatan yang halal.

Menurut UU No 19 Tahun 2019 tentang perkawinan, menyebutkan pernikahan hanya diizinkan jika pria sudah mencapai umur 19 tahun dan wanita batas minimal umur perkawinan dipersamakan dengan batas minimal umur perkawinan bagi pria, yaitu 19 tahun.

Pernikahan dini (early married) menurut WHO, adalah pernikahan yang dilakukan pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan anak-anak atau remaja berusia dibawah usia 19 tahun. Menurut UNICEF pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilaksanakan secara resmi atau tidak resmi yang dilakukan sebelum usia 18 tahun.

Praktik pernikahan dini tetap marak. Meski pemerintah sudah merevisi batas usia minimal perkawinan di Indonesia menjadi 19 tahun. Bahkan ada peningkatan semakin tinggi saat masa pandemi covid 19. Ini ditengarai salah satunya akibat masalah ekonomi.

Kehilangan mata pencaharian berdampak sulitnya ekonomi keluarga. Para pekerja yang juga orang tua seringkali mengambil alternatif jalan pintas dengan menikahkan anaknya usia dini karena dapat meringankan beban keluarga.

Kebijakan penutupan sekolah dan pemberlakuan belajar di rumah juga menjadi salah satu pemicu maraknya pernikahan dini. Tidak dapat dihindari terjadinya pergaulan bebas mengakibatkan Kehamilan di Luar Nikah dan menyebabkan angka dispensasi pernikahan meningkat di masa pandemi.

Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik diharapkan terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data untuk melakukan pemecahan masalah.

Menghadapi masalah akan mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam menjalani hidup. Peserta didik langsung mempelajari bagaimana caranya menghadapi berbagai kesenjangan harapan yang akan selalu mereka temui dalam hidup.

Sehingga karakter (sikap) dan daya nalar (kognisi) mereka akan teruji dan terlatih. Model pengajaran berdasar masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk berpikir tinggi. Pembelajaran yang membantu peserta didik memproses informasi yang ada dalam benaknya, dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial serta sekitarnya.

Salah satu kompetensi yang dipelajari mata pelajaran geografi adalah Dinamika Kependudukan. Mempelajari dinamika kependudukan tidak lepas dari pernikahan, yang mempengaruhi kualitas penduduk.

Untuk pembelajaran menarik pada kd dinamika kependudukan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Basic Learning ( PBL ) dengan mengangkat tema “Tingginya Pernikahan Dini di Masa Pandemi” Di SMAN 3 Pemalang penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ini dilaksanakan pada kelas XI IPS.

Penerapan model PBL kd Dinamika kependudukan diawali gambaran potensi kependudukan yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas penduduk. Selanjutnya penerapan model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan beberapa tahap.

Tahap pertama : Peserta didik diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan di ungkap dari pengalaman peserta didik). Tahap kedua : Guru membagi peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

Tahap ketiga, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap keempat guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya. Kemudian tahap kelima guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.

Belajar model PBL menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata. Sebagai konteks bagi peserta didik berlatih bagaimana cara berpikir kritis dan mendapatkan keterampilan pemecahan masalah.

Seperti terjadi dua tahun terakhir ini pada masa pandemi adanya peningkatan perkawinan dini. Dengan melonjaknya angka permohonan dispensasi perkawinan yang diajukan orang tua. (unw/fth)

Guru Geografi SMA N 3 Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya