RADARSEMARANG.COM, Pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, dirasakan menjadi sesuatu beban berat bagi guru. Banyak kendala yang ditemui guru dalam proses pembelajaran jarak jauh. Belum lagi respons siswa yang kurang mengembirakan, karena proses interaksi guru dan siswa yang tidak berlangsung semestinya.
Hal ini penulis rasakan juga pada proses pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Pecalungan. Dari hasil belajar dan observasi di SMP Negeri 1 Pecalungan pada siswa kelas VII selama pandemi, pembelajaran IPA mengalami penurunan karena sebelumnya siswa merasa bosan belajar melalui aplikasi WhatsApp. Hasil belajar siswa yang tuntas belajar hanya mencapai 59,45%. Karena itu guru perlu memanfaatkan aplikasi pembelajaran yang menunjang pembelajan menjadi lebih baik dan aktif selama pandemi ini.
Pembelajaran IPA pada siswa SMP diberikan untuk mengembangkan kemampuan dalam berhipotesis, berpikir untuk memecahkan masalah, mempelajari yang abstrak. Dapat menilai, berpikir logis, dan berinteraksi dengan lingkungan sosial serta alam. Peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan media daring.
Salah satu inovasi media pembelajaran selama pandemi adalah aplikasi Google Classroom, suatu layanan berbasis internet yang disediakan oleh google. Google Classroom dirancang untuk mempermudah interaksi guru dan siswa dalam dunia maya (Bender dan Waller, 2014).
Aplikasi ini memberikan kesempatan kepada guru untuk mengeksplorasi gagasan keilmuan kepada siswa. Guru memliki keleluasaan untuk membagikan kajian keilmuan dan memberikan tugas mandiri kepada siswa. Guru juga dapat membuka ruang diskusi bagi siswa secara online. Namun demikian, terdapat syarat mutlak dalam mengaplikasikan Google Classroom, yaitu akses internet yang memadai.
GoogleClassroom bertujuan menyederhanakan pembuatan, pendistribusian dan penetapan tugas tanpa kertas (Lawson, 2014). Google Classroom didesain untuk empat pengguna yaitu pengajar, siswa, wali dan administrator. Bagi pengajar dapat digunakan untuk membuat dan mengelola kelas, tugas, nilai serta memberikan masukan secara langsung (realtime).
Siswa dapat memantau materi dan tugas kelas, berbagi materi dan berinteraksi dalam Google Classroom aliran kelas atau melalui email, mengirim tugas dan mendapat masukan dan nilai secara langsung. Untuk wali dapat digunakan untuk mendapat ringkasan email terkait tugas siswa.
Berdasarkan data hasil belajar siswa sebelum menggunakan media pembelajaran Google Classroom berbasis easy adjustment diperoleh ketuntasan belajar pelajaran IPA pada kelas VII sebesar 59,4% dengan nilai minimum sebesar 60 dan nilai maksimum sebesar 90.
Pada awal pemanfaatan media Google Classroom kegiatan pembelajaran IPA, siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Karena perolehan nilai KKM (70) hanya sebesar 70,2%, lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini kemungkinan karena siswa belum terbiasa menggunakan Google Classroom tersebut. Atau bisa juga karena gangguan koneksi internet.
Pada proses pembelajaran selanjutnya, sudah terjadi peingkatan hasil belajar siswa, meskipun belum sesuai dengan indikator keberhasilan. Ini membuktikan Google Classroom dapat menunjang pembelajaran IPA. Karena siswa dimudahkan untuk menyimpan dokumen seperti materi maupun tugas penting yang dikirim lewat Google Classroom, sehingga jika siswa belum sempat mencetak dokumen yang diperlukan, dapat mengakses terlebih dahulu melalui Classroom.
Dalam pembelajaran IPA menggunakan aplikasi Goggle Classroom secara rutin, terbukti hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pecalungan mengalami peningkatan cukup signifikan. Yakni ketuntasan belajar sebesar 89,1% dari jumlah siswa dengan KKM 70. (bat1/lis)
Guru IPA SMPN 1 Pecalungan