27 C
Semarang
Jumat, 8 Desember 2023

Mind Mapping Mampu Meningkatkan Daya Ingat dan Hasil Belajar Siswa

Oleh : Nur Syahid S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, NURHAYATI (2017) hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah belajar yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri orang tersebut. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan tingkat hasil belajar dan penguasaan.

Hasil belajar berhubungan erat dengan daya ingat dan perhatian siswa, sehingga hasil belajar dapat dikatakan sebagai efek dari proses mengingat dan perhatian yang ditunjukkan saat proses belajar berlangsung. Sedangkan daya ingat dan perhatian itu dipengaruhi kondisi pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, dan tidak membosankan.

Penggunaan metode pembelajaran konvensional cenderung membosankan. Ini mengakibatkan rendahnya daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan sehingga hasil belajar tidak sesuai harapan. Kondisi ini juga terjadi pada kelas IV semester 1 SD Negeri 1 Bulak, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, mata pelajaran IPS pada materi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi permasalahan itu, salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Mapping.

Metode mind mapping dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan daya ingat siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Radina and Hamid (2016), model pembelajaran mind mapping adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual maupun kelompok untuk mencatat pelajaran dan menghasilkan ide-ide.

Ide-ide yang dihasilkan akan dituangkan dalam bentuk peta pemikiran memungkinkan siswa untuk lebih mudah mengingat materi. Otak akan terlatih untuk berpikir secara teratur dan seimbang dengan menggunakan otak kiri dan otak kanan.

Menurut Fauzia and Purwantoyo (2015) penggunaan mind mapping dinilai sebagai pemicu bagi siswa yang kurang aktif di dalam kelas menjadi aktif dengan alat belajar miliknya sendiri, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan mengingat materi.

Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak akan memudahkan seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal.

Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya, memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping (Sugiarto, 2004).

Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni.

Dengan mengsinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran. Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garisgaris yang dibentuk tidak lurus agar tidak membosankan.

Kelebihan metode pembelajaran mind mapping yaitu a) cara ini cepat. b) Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala. c) Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. d) Diagram yang sudah terbentuk bisa jadi panduan untuk menulis.

Adapun langkah-langkah metode pembelajaran mind mapping (Moch Agus Krisno Budiyanto, 2016) antara lain, a) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. c) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang. d) Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya. e) Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya. f) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa. g) Kesimpulan/penutup.
Setelah guru mempraktikan model pembelajaran mind mapping pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa lebih antusias, aktif dan berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran lebih bermakna dan tidak mudah lupa, sehingga hasil belajar memuaskan. (*/ida)

Guru SD Negeri 1 Bulak, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya