RADARSEMARANG.COM, PERKEMBANGAN kualitas manusia harus dibarengi dengan perkembangan ilmu dan teknologi, hal ini supaya sejalan dengan tujuan dari kurikulum 2013 yaitu mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,produktif,kreatif,inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No 64 Tahun 2013 tentang standar isi, disebutkan bahwa sangat diharapkan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran tersebut berkaitan dengan aktifitas penemuan dan pengembangan fakta,konsep dan prinsip ilmu pengetahuan (Burhanudin, 2018).
Proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Wonosegoro sudah menerapkan kurikulum 2013, dengan menerapkan berbagai model pembelajaran.tetapi dalam implementasinya ternyata masih didapatkan kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, belum sepenuhnya siswa bisa mandiri dalam belajar.
Untuk mendukung keaktifan siswa dalam belajar, guru perlu menggunakan alat bantu/media dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk lebih menarik perhatian siswa supaya bisa lebih aktif lagi dalam mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Hamzah B.Uno dan Nina Lamatenggo dalam buku Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik secara terencana,sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanaya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.
Fungsi dari media pembelajaran dapat membantu memudahkan belajar bagi peserta didik, memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret), menarik perhatian dan minat belajar peserta didik dan dapat membangkitkan menyamakan antara teori dan realitanya.
Pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan dengan media pembelajaran. Pada materi Koloid , banyak materi yang perlu diingat meski ini adalah pengetahuan yang ada dilingkungan. Dibutuhkan media yang menarik,tapi juga menantang dalam mengingat.
Teka Teki Silang (TTS) dipilih sebagai media pembelajaran dalam menyampaikan materi koloid di kelas XI MIPA. Teka Teki Silang (Crossword puzzle) ditemukan pertama kali oleh Athur Wyne pada tanggal 2 Desember 1913 yang kemudian dimuat dalam majalah “New York Work” dengan format yang seperti saat ini sering dijumpai baik dalam bentuk buku maupun di majalah dan media yang lain.
Menurut Soeparmo (1988) , TTS merupakan salah satu bentuk permainan dimana kita mengisi ruang – ruang kosong yang merupakan jawaban dari pertanyaan. Keistimewaan dari strategi ini adalah unsur – unsur kegembiraan dan melatih berpikir dalam menyatakan tiap-tiap kata yang dibentuk baik vertikal dan horizontal yang saling berhubungan.
Karena media pembelajaran TTS merupakan suatu permainan maka model pembelajaranpun diimbangkan menggunakan model Team Games Tournament (TGT). TGT ini dikembangkan oleh Slavin yang merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok –kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas 5 langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognation). Dari tahapan yang ada dalam langkah TGT tersebut yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah menyiapkan kartu soal, lembar kerja siswa,alat/bahan, membagi siswa atas beberapa kelompok, mengarahkan aturan permainan, setelah semua paham baru bisa dijalankan proses permainannya.
Dengan pembelajaran yang dilakukan dengan model TGT siswa akan merasa senang karena harus berkompetisi dengan kelompok lain, terlebih didukung dengan media pembelajaran berupa TTS, maka siswa akan lebih terpicu lagi semangatnya dalam berkompetisi. Dengan semakin meningkatnya semangat yang dimiliki oleh siswa secara otomatis keaktifan siswa dalam belajar meningkat maka besar kemungkinan bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran kimia khususnya materi koloid akan meningkat. Dengan demikian model pembelajaran TGT dengan berbantukan media TTS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia pada materi koloid. (igi2/zal)
Guru SMAN 1 Wonosegoro, Boyolali