RADARSEMARANG.COM, Belakangan ini pengelolaan kelas semakin menjadi tren dilakukan para profesional sebagai upaya pemecahan masalah untuk meningkatkan kualitas di berbagai bidang. Awalnya pengelolaan kelas ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial. Seperti pengangguran, kenakalan remaja, dll, yang sempat berkembang di masyarakat saat itu. Pengelolaan kelas diawali oleh suatu kejadian terhadap suatu masalah secara sistematis. Dampak kejadian ini kemudian dijadikan dasar mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pengelolaan kelas dalam bidang pendidikan berkembang sebagai suatu penelitian terapan. Pengelolaan kelas sangat bermanfaat bagi guru karena sebagai pengingat, asesmen kelas, solusi permasalahan kelas, dan stimulan berbagai teori pembelajaran yang relevan dan kreatif.
Ada beberapa alasan mengapa pengelolaan kelas merupakan suatu kebutuhan untuk para guru dalam rangka meningkatkan profesionalismenya. Pengelolaan kelas membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika yang terjadi. Guru mampu memperbaiki hakikat tindakan pengelolaan kelas adalah merupakan suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan dengan mendorong para guru merefleksi cara mendidik dan mengubah pentransferan pendidikannya.
Tindakan pengelolaan kelas untuk mengintrospeksi diri, bercermin diri, merefleksi diri dan mengevaluasi diri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru, pengajar sekaligus pendidik diharapkan profesional. Muaranya dapat meningkatkan kualitas anak didiknya, dalam aspek penalaran, public figure dan pengetahuan.
Dalam pengelolaan kelas, disamping membimbing guru hendaknya bersedia dijadikan suri teladan bagi anak didiknya. Artinya guru juga harus berusaha baik, mematuhi norma-norma peri kehidupan terlebih lagi norma agama. Jangan sebaliknya manis di luar, pahit di dalam, diduga banyak terjadi. Hal ini dikarenakan fungsi guru lebih sebagai pengajar.
Di era sekarang ini fungsi guru sebagai pendidik mulai terlupakan. Hal ini lebih dikarenakan beban materi yang harus selesai dan lemahnya semangat guru untuk mengingatkan anak didiknya agar berperilaku benar.
Beban guru yang berat tidak adanya suri teladan yang benar-benar baik, rasa keikhlasan dalam mengajar dan mendidik yang mulai pudar, besarnya pengaruh lingkungan.
Tentu saja masih banyak kompleksitas masalah yang berkaitan dengan mendidik siswa di lingkungan kita. Pendidikan memang menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu orang tua harus memahami cara melakukan pendidikanya, misalnya teladan, nasihat dan hukuman.
Pendidikan melalui kebiasaan, merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien. Pendidikan model ini mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan sehingga rohani dapat menunaikan kebiasaan tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan banyak energi dan tenaga.
Kita sebagai orang tua tidak bisa menyerahkan pendidikan anak kita kepada sekolah, apalagi di masa covid sekarang ini. Kehidupan sekolah tergadaikan dengan sebuah alat komunikasi berupa keceriaannya dalam bermain atau suara guru yang sedang menjelaskan materinya semua dialihkan melalui pihak sekolah kepada wali murid melalui istilah baru yang disebut daring.
Marilah bekerja sama, bukan sama-sama kerja untuk memperbaiki anak didik kita agar menjadi generasi yang kita harapkan. Generasi yang melek ilmu pengetahuan sekaligus melek nilai-nilai agama. Saran kami membentuk satu forum resmi yang senantiasa mampu mengevaluasi sekaligus memperbaiki tingkah laku anak didik. Demi kebaikan kehidupan generasi mendatang. Semoga berhasil guna dan berdaya guna. (ks/lis)
Guru SDN Blotongan 02