RADARSEMARANG.COM, Pembentukan karakter merupakan tujuan dari pembelajaran. Oleh karena itu peran guru sangat penting. Guru adalah pendidik yang menjadi panutan bagi peserta didik. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab, wibawa dan disiplin. Ketika guru membentuk karakter siswa, guru harus sudah dapat mencerminkannya. Agar dapat diamati dan dilihat peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Guru merupakan seorang pendidik yang seharusnya menularkan karakter baik. Contoh mudahnya ketika berangkat ke sekolah harus pagi. Jangan sampai datang terlambat. Ketika guru menginginkan siswa disiplin, maka guru harus terlebih dahulu mendisiplinkan dirinya sendiri. Apabila guru sering terlambat maka sudah pasti proses belajar mengajar akan terhambat. Seperti siswa ramai, siswa berkeliaran di luar kelas kemudian guru akan merasa kesal dan memarahi peserta didiknya.
Guru adalah orangtua kedua bagi siswa. Sewajarnya guru mempunyai peranan besar dalam mentransfer ilmu dan memberi bekal ilmu kepada siswa. Guru berperan penting sebagai sosok berpendidikan yang harus mampu mendidik anak bangsa untuk masa depan. Membentuk generasi penerus bangsa berkarakter baik.
Guru berkarakter adalah guru yang memiliki nilai dan keyakinan dilandasi hakikat dan tujuan pendidikan. Guru harus mampu tampil sebagai figur bagi peserta didik yang dapat memberikan contoh baik. Guru merupakan contoh yang akan ditiru dan diteladani peserta didik. Guru juga dapat disebut sang motivator karena berkarakter baik akan selalu menginspirasi peserta didik.
Guru pula yang memberi dorongan kepada peserta didik agar berani berbuat dan memiliki rasa tanggung jawab. Ada berbagai masalah yang dianggap sederhana dan sepele. Padahal memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter siswa. Seperti baju kotor, kuku panjang, dan rambut panjang bagi siswa cowok. Guru sering menegur, tapi peserta didik tidak menghiraukan. Agar proses pembelajaran berjalan lancar maka diperlukan disiplin. Salah satunya dengan peraturan sekolah. Dengan begitu, sekolah menjadi lingkungan aman, tertib dan teratur.
SMA Negeri 1 Wonosegoro mewajibkan semua guru, karyawan dan seluruh siswa datang sebelum pukul 07.00 WIB. Kecuali guru yang mendapat jadwal piket harus datang pukul 06.15 WIB untuk menyambut kedatangan siswa.
Jika guru datang terlambat, harus izin kepala sekolah. Ini sebagai contoh memberikan keteladanan peserta didik. Sehingga akan memberikan dampak positif. Selain tepat waktu, untuk menanamkan karakter disiplin juga dilakukan melalui kegiatan upacara bendera. Saat kegiatan siswa berbaris rapi dibantu penataaan barisan oleh petugas dan guru piket. Jika siswa tidak tertib maka akan diberikan sanksi.
Permasalahan lain adalah ketidakdisiplinan peserta didik saat upacara. Terlihat dari banyaknya peserta didik bermain sendiri atau berbicara dengan temannya. Guru atau petugas keamanan sudah memberikan teguran tetapi seperti percuma dan anak kembali mengulangi. Selain itu, banyak siswa datang terlambat membuang sampah sembarangan, ramai saat berlangsungnya salat berjamaah.
Wakasek Kesiswaan Habibi mengatakan “Ketika pakaian tidak lengkap kita beri sanksi dan yang terakhir ketika upacara, ini ada beberapa kategori ya, ada yang ngomong sendiri, seragam tidak lengkap kita buatkan barisan tersendiri di hadapkan ke teman-temannya. Sehingga guru bisa mengawasinya dan menimbulkan sikap “roso isin” pada anak yang melanggar.
Keteladanan guru merupakan perbuatan atau tindakan sehari-hari yang mana beliau adalah seseorang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik yang akan ditiru siswa. Salah satu contoh keteladanan yang dilakukan pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Wonosegoro adalah sikap disiplin dengan datang di sekolah tepat waktu. (igi1/fth)
Guru PPKn SMAN 1 Wonosegoro, Boyolali