RADARSEMARANG.COM, Matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan bilangan dan mempelajari tentang struktur yang abstrak serta pola hubungan yang ada di dalamnya (Utaminingsih, 2017). Jeromo Brunner menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran anak-anak diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut (Brunner, 2019).
Selanjutnya Brunner menyarankan keaktifan anak dalam proses belajar secara penuh agar anak dapat mengenal konsep struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, sehingga anak akan memahami materi yang harus dikuasai. Dalam proses pembelajaran hendaknya siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda dengan menggunakan media pembelajaran matematika yang ada, siswa akan melihat langsungketeraturan dan pola struktur yang terdapat dalam penggunaan media pembelajaran yang diperhatikannya.
Arti pecahan dikutip dari buku Pembelajaran Operasi Penjumlahan Pecahan di SD Menggunakan Berbagai Media, berasal dari bahas Latin Fractio yang berarti memecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal. Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.
Oleh karena siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah, karena kurangnya kemampuan koneksi matematikanya sehingga kurang mampu dalam mengaitkan beberapa konsep yang yang ada untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pada pembelajaran matematika kelas III SD Negeri Blotongan 01 dengan jumlah 17 siswa, standar kompetensi: Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah, kompetensi dasar : Mengenal Pecahan Sederhana, dengan metode ceramah, rata-rata siswa sulit untuk memahami. Hasil nilai yang diperoleh di akhir pelajaran sepertiga dari siswa nilanya yang tuntas di atas KKM.
Kondisi seperti ini mengharuskan guru untuk kreatif menciptakan suasana belajar yang lebih kreatif, menyenangkan dan terarah. Salah satunya menerapkan metode problem solving dengan media buah apel sebagai penjelas pemahaman materi pecahan sederhana. Yang selama ini guru menjelaskan materi, dengan berbagai contoh permasalahan belum menggunakan media tersebut.
Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang tepat untuk dikembangkan karena diharapkan dapat menghasilkan siswa memiliki kemampuan berpikir yang tinggi. Dengan hadirnya soal-soal pemecahan masalah dalam pembelajran problem solving perlu adanya pembelajaran sehingga siswa dapat membangun kreativitasnya (Suastika 2017).
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan problem solving adalah : langkah pertama siswa diberi tugas dengan memahami masalah, langkah ke dua dari beberapa kelompok masing-masing membuat rencana penyelesaian permasalahan. Langkah ke tiga menyelesaikan masalah dengan bimbingan guru dengan kerja sama kelompoknya. Langkah ke empat hasil dari pemecahan masalah dipresentasikan untuk mengembangkan kemampuannya karena melibatkan siswa secara langsung baik secara individu maupun kelompok.
Dengan menggunakan media roti tawar, terbukti siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran yang disepakati dan disiapkan sebelumnya. Siswa memperoleh pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah, bisa bekerja sama dengan teman yang lain. Media yang digunakan di akhir pembelajaran bisa dimanfaatkan untuk makan bersama seperti bawa bekal.
Hasil belajar siswa lebih paham sehingga nilai yang diperoleh mengalami peningkatan, dapat tuntas di atas KKM yang ditentukan. Media roti tawar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan sederhana dalam pemecahan masalah. Sehingga kesepakatan antara guru dan siswa dapat tercapai tujuan pendidikan secara optimal. (ks/lis)
Guru SDN Blotongan 01 Kec. Sidorejo Kota Salatiga