RADARSEMARANG.COM, PERKEMBANGAN bidang pendidikan di Indonesia berkaitan dengan adanya pandemi Covid-19 bersifat sangat dinamis. Khususnya berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Sebelumnya pembelajaran di sekolah dilaksanakan secara tatap muka , berganti dengan pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Dalam perkembangannya menjadi Pembelajaran tatap muka terbatas yaitu peserta didik dan guru masuk 50 persen.
Di sekolah kami SMPN 1 Warungasem pada Awal semester 2 tahun pelajaran 2021 – 2022 pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka penuh yaitu peserta didik masuk 100 persen tetapi sekarang karena wabah covid-19 varian omicron meningkat dengan tajam akhirnya pembelajaran dilaksanakan kembali dengan tatap muka terbatas yaitu peserta didik dan guru masuk 50 persen.
Pembelajaran pada masa sekarang ini membutuhkan kreatifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan materi dapat tersampaikan ke peserta didik. Memang, pembelajaran IPS yang dilakukan dengan metode daring , dalam praktiknya mengalami banyak kendala, antara lain ada peserta didik yang tidak memiliki handphone atau smartphone, adanya ganguan sinyal di lingkungan tempat tinggalnya sehingga mengakibatkan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran , dan faktor ekonomi orang tuanya. Keadaan ini akan mengakibatkan rendahnya partisipasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran daring. Oleh karena itu dalam memberikan tugas sedapat mungkin bisa dilaksanakan peserta didik dengan perasaan nyaman dalam belajar dan tidak membebani peserta didik atau orang tuanya serta dapat memberikan pengalaman yang bermanfaat baik bagi peserta didik maupun keluarganya.
Kegiatan pembelajaran di SMPN 1 Warungasem menggunakan pembelajaran daring dan luring dalam rangka mematuhi peraturan pemerintah dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik sehari berangkat dan sehari belajar di rumah diatur oleh sekolah . Adapun waktu pembelajaran tiap jam pelajaran lebih pendek dari waktu normal sebelum ada pandemi. Sebelum ada pandemi waktu tiap jam pelajaran 45 menit, sekarang pada saat pandemi waktu tiap jam pelajaran menjadi 30 menit.
Pada pembelajaran IPS materi Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat ke Indonesia, model pembelajaran yang digunakan adalah Blended learning yaitu kombinasi antara pembelajaran luring dan daring. Adapun model pembelajaran daring dilakukan melalui Google Classroom. Model ini digunakan karena lebih efektif dan mudah untuk diterapkan, sebab siswa sudah sangat familiar dengan penggunaannya. Satu kali pertemuan luring untuk penyampaian materi dan satu kali pertemuan daring untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, pada pertemuan luring guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan pembelajaran mulai dari pendahuluan , inti dan penutup. Pada kegiatan penutup guru melaksanakan umpan balik dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pada kegiatan pembelajaran daring , guru memberikan penugasan kepada Peserta didik . Peserta didik diharapkan mampu mengerjakan tugas membuat peta rute kedatangan salah satu bangsa barat ke Indonesia. Setelah mengamati dan mengerjakan tugas yang diberikan, peserta didik mengumpulkan tugas tersebut melalui Google Clasroom. Selanjutnya penilaian dalam pembelajaran ini bersifat kualitatif yakni dengan melihat hasil tugas peserta didik yang dibuktikan dengan dokumentasi berbentuk foto. Peserta didik akan memperoleh nilai sangat baik, saat mampu mengumpulkan tugas tepat waktu dan memperoleh nilai baik, bagi yang tidak tepat waktu. Sementara peserta didik yang mengumpulkan tugas namun terlambat akan memperoleh nilai cukup.
Berbagai macam usaha dilakukan oleh bapak ibu guru agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal, dan membawa manfaat untuk peserta didik. Bagaimanapun juga kita harus mendukung apapun kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dalam menghadapi pandemi Covid -19 ini. (wa2/zal)
Guru SMPN 1 Warungasem