RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dengan peserta didik yang harus berlangsung secara efektif. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut. Agar tujuan pembelajaran tercapai yaitu dengan adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik dan peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas pembelajaran ditunjukkan dengan peningkatan keterampilan guru, aktivitas peserta didik, dan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI menyebutkan mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermayarakat yang dinamis.
Menurut (Trianto, 2014:176) tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS tercapai ditandai dengan adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik dan peningkatan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan hasil refleksi penulis saat melakukan pembelajaran dikelas VI SD N 1 Tampingan, Kecamatan Boja menggunakan kurikulum 2013 tema 6 mencakup mupel pembelajaran IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia difokuskan pada mupel IPS. Pada mupel IPS tujuan pembelajaran belum optimal karena mengalami beberapa kendala antara lain: dari keterampilan guru di mana guru belum optimal dalam mengelola kegiatan peserta didik dalam pada saat kerja kelompok dan belum memanfaatkan media pembelajaran dalam menyampaikan materi, aktivitas peserta didik: dalam pembelajaran IPS peserta didik cenderung untuk menghafal materi dan dalam kegiatan kerja kelompok hanya beberapa peserta didik saja yang aktif dan peserta didik yang lain bermain sendiri.
Pencapaian hasil belajar mupel IPS masih rendah, ditunjukkan nilai ulangan harian peserta didik kelas VI hanya 38 persen peserta didik yang mencapai KKM yaitu 65. Berdasarkan data hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran IPS maka diperlukan peningkatan proses pembelajaran, agar peserta didik di sekolah dasar lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran IPS, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.
Melihat kondisi tersebut, penulis melakukan tindakan perbaikan kualitas pembelajaran yang mengaktifkan semua peserta didik dan menciptakan kondisi belajar menyenangkan dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray dengan media power point. Melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray ini diharapkan peserta didik dapat belajar dengan lebih semangat karena peserta didik akan merasakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan belajar bersama kelompok secara langsung dengan menggunakan media presentasi yang menarik.
Kelebihan penggunaan Two Stay Two Stray adalah dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini membuat cara belajar peserta didik menjadi lebih bermakna. Sehingga tidak akan terjadi pembelajaran yang teacher center, namun mengarah student center. Dengan demikian, teknik ini dapat meningkatkan penguasaan materi IPS karena peserta didik bisa bertukar pendapat serta berdiskusi dengan teman-teman saat kerja kelompok.
Selain menggunakan model Two Stay Two Stray juga digunakan media power point. Penggunaan media power point dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media power point di sini menjadikan pembelajaran IPS lebih kondusif dan efektif. Peserta didik tertarik dengan materi pembelajaran, sehingga kondisi kelas lebih tenang dan konsentrasi akan terbangun dengan sendirinya pada diri masing-masing peserta didik.
Kesimpulan penulis, melalui model Two Stay Two Stray dan media power point dalam pembelajaran bentuk kelompok dapat meningkatkan partisipasi peserta didik. Penggunaan media power point, pembelajaran lebih menarik dan antusias peserta didik menjadi lebih meningkat, Juga kualitas pendidikan menjadi lebih meningkat sesuai yang diharapkan guru. (kd/aro)
Guru SD Negeri 1 Tampingan, Kec. Boja, Kab. Kendal