RADARSEMARANG.COM, Warna adalah salah satu unsur seni rupa yang menjadikan gambar menjadi lebih hidup. Dengan warna, gambar tampak lebih nyata dan sama dengan objek.
Banyak sekali istilah tentang warna, ada warna primer, sekunder, tersier, natural, dan masih banyak lagi. Peserta didik biasanya hanya tahu tentang warna yang sudah ada dan disiapkan pabrik. Baik pensil warna, spidol, krayon, cat atau lainnya. Mereka belum banyak tahu bisa mendapatkan warna yang mereka inginkan dengan mencampurnya. Dengan mencampurkan warna sendiri kita akan lebih puas dalam mendapatkan warna yang benar – benar kita sukai.
Ragam hias disebut ornamen berasal dari Bahasa Yunani. Yaitu, ornare yang berarti menghias. Secara umum, ragam hias suatu karya seni rupa berbentuk dasar hiasan. Dibuat dengan tujuan memperindah suatu benda. Agar menjadi bermakna dan menarik.
Menghias berarti mengisi kekosongan suatu permukaan bahan dengan hiasan. Sehingga permukaan yang kosong menjadi terisi dengan hiasan. Ragam hias dapat dibuat dari stilasi atau penggayaan sebuah obyek asli. Bentuknya lebih bervariasi. Ragam hias banyak sekali motifnya. Bisa ragam hias flora (tumbuhan), fauna (hewan), figurative(yang menyerupai manusia) ataupun benda – benda mati.
Pada kelas tujuh semester dua SMP Negeri 2 Cepiring, pelajaran seni budaya pada KD menggambar ragam hias dengan bahan buatan peserta didik diarahkan praktek menggambar ragam hias pada gelas kaca. Gelas kaca dipilih karena mudah diperoleh. Selain itu gelas kaca kebanyakan kosong dan belum ada motifnya. Sehingga memudahkan siswa membuat ragam hias di permukaan. Saat praktek peserta didik diarahkan membawa cat media kaca dengan warna merah, kuning, biru, putih dan hitam. Karena dengan warna itu bisa diperoleh banyak warna lain.
Gelas kaca dicuci, kemudian digambari motif flora, fauna, ataupun alam dengan menggunakan pensil. Kebanyakan peserta didik menggambar motif flora (tumbuhan). Kemudian peserta didik diarahkan mencampur warna. Dari hasil pencampuran warna akhirnya ditemukan warna pink, coklat, ungu, oranye, hijau dan masih banyak warna lain. Kemudian warna disapukan di atas permukaan kaca pada motif yang sudah dibuat. Motif yang dibuat tertutup semua dengan warna yang dicampurkan.
Ketika proses pewarnaan selesai mereka takjub dengan hasilnya. Mereka sangat bahagia dengan proses pencampuran warna yang dipelajari secara praktek. Dengan praktekkan langsung peserta didik mendapatkan pengetahuan baru tentang proses pencampuran warna dan menghasilkan warna berbeda. Akhirnya mereka tahu bagaimana proses pencampuran warna. Sehingga ketika mereka menggambar tetapi kehabisan warna bisa membuat warna yang diinginkan. (tt1/fth)
Guru SMP Negeri 2 Cepiring