RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 memberikan dampak di berbagai bidang kehidupan. Khususnya pendidikan. Siswa yang sebelumnya terbiasa belajar dan berkelompok di sekolah tiba-tiba harus belajar mandiri di rumah. Beberapa kebijakan diupayakan untuk tetap memberikan hak belajar kepada siswa. Mulai dari study from home (SFH), pembelajaran jarak jauh (PJJ/daring) dan pertemuan tatap muka dengan sistem pembagian (PTM 50%). Tentu hal tersebut berdampak terhadap psikis siswa, yang secara langsung memberi perubahan pada kebiasaan belajar peserta didik.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) menurut Montessori (2002: 54), adalah salah satu bidang studi yang bertujuan mendidik warga negara menjadi aktif, partisipatif, dan melatih siswa berpikir pada taraf yang lebih tinggi. Maka, kemampuan berpikir sangat penting dimiliki oleh siswa. Karena melatih siswa memiliki kemampuan berpikir secara rasional dan inovatif.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Budi Cahyono (2017:50) menerangkan keterampilan berpikir kritis diakui sangat penting untuk keberhasilan belajar, bekerja, dan hidup pada masa abad ke 21.
Namun dengan kondisi yang dihadapi saat ini kemampuan yang dimaksud akan sulit dicapai. Salah satu upaya untuk mengembalikan daya kritis siswa pada pembelajaran PPKn adalah dengan metode QnA Group Discussion. Yakni tanya jawab antarkelompok diskusi. Pembelajaran metode QnA Group Discussion terdiri dari kelompok-kelompok yang secara bergilir berperan sebagai questioner (penanya) dan answerer (penjawab).
Kegiatan pembelajaran ini juga meningkatkan daya kompetitif siswa karena tiap kelompok yang melemparkan pertanyaan otomatis mendapat 10 point sedangkan untuk kelompok yang di depan dilempari pertanyaan apabila bisa menjawab akan mendapat point yang sama. Namun apabila jawaban kurang lengkap atau salah dapat disanggah dan point 5 atau 0.
Tahapan kegiatan pembelajaran dengan metode QnA Group Discussion yakni dimulai dengan membagi peserta didik menjadi 5-6 kelompok dalam satu kelas. Selanjutnya tiap kelompok diberi garis besar materi untuk dicari lebih lanjut pada buku ataupun internet dan didiskusikan dengan anggota kelompok masing-masing.
Tiap-tiap anggota kelompok diminta membuat daftar pertanyaan yang muncul setelah mempelajari materi. Pertanyaan merupakan hal yang belum dipahami dan dianggap sulit. Jumlah pertanyaan bisa disesuaikan dengan jumlah kelompok yang ada. Daya kompetitif siswa digunakan dalam hal ini, siswa akan memplotkan masing-masing pertanyaan kepada kelompok lain dan memberikan pertanyaan sulit kepada kelompok yang dianggap saingan berat.
Tiap kelompok mengambil nomor undian untuk bersiap maju dan menjadi answerer siap memberikan jawaban. Salah satu kelompok dengan urutan undian maju sebagai answerer membuka sesi QnA Group Discussion. Kelompok lain sebagai questioner melemparkan satu atau lebih pertanyaan kepada answerer. Kelompok answerer diberi waktu 10 menit untuk mendiskusikan pertanyaan yang dilemparkan kelompok questioner. Selanjutnya diberi waktu untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok questioner dapat mengoreksi dan menyanggah apabila jawaban kurang sesuai.
Tahapan ini dilakukan secara bergantian antarkelompok sesuai nomor undian. Masing-masing kelompok menuliskan daftar pertanyaan dan jawaban pada sesi QnA Group Discussion dan merekap skor hasil QnA dengan ketentuan skor masing-masing Questioner mendapat 10 point tiap pertanyaan yang diajukan. Untuk answerer skor 10 point apabila jawaban benar, skor 5 apabila jawaban kurang, dan skor 0 apabila tidak bisa menjawab.
Setelah menerapkan metode QnA Group Discussion pada pembelajaran PPKn kelas VIII Bab Semangat Kebangkitan Nasional Tahun 1908, siswa menjadi aktif dan kritis karena lebih banyak menanya. Siswa juga aktif membaca materi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok questioner. Selain itu daya kompetitif siswa meningkat karena ada point yang memotivasi siswa untuk bersaing antar kelompok.
Metode QnA Group Discussion sangat sesuai untuk mengembalikan semangat belajar peserta didik dan daya kritis dalam belajar peserta didik. Metode yang tidak rumit namun berpengaruh pada kegiatan pembelajaran menjadikan siswa aktif dan kompetitif sehingga menciptakan susasana belajar yang asyik bagi peserta didik. (mk1/lis)
Guru PPKn, SMPN 1 Mungkid, Kabupaten Magelang