30 C
Semarang
Kamis, 7 Desember 2023

Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Kartu Huruf

Oleh : Tri Utami, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran membaca permulaan dilaksanakan awal tahun pembelajaran di kelas rendah (khusunya kelas 1), input peserta didik berbagai macam latar belakang. Ada yang sudah dari taman kanak-kanak (TK) ada juga yang berasal dari rumah tangga (RT) seperti di SD Negeri Bandungrejo, Ngablak Kabupaten Magelang. Sebagai guru harus memahami karakteristik kemampuan setiap peserta didik.

Menurut Steinberg (Ahmad Susanto 2011 : 83) membaca permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program ini merupakan perhatian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan bahan-bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan yang menarik sebagai perantara pembelajaran.

Menurut Yulia Ayriza Chacr Purwanto dan Alin (dalam lucky Ade 2007 : 9) huruf konsonan yang harus dapat dilafalkan dengan benar untuk membaca permulaan adalah b, d, k, l, m, p, s dan t. Huruf-huruf ini ditambah dengan huruf-huruf vokal akan digunakan sebagai indikator.
Kemampuan membaca permulaan sehingga menjadi a, b, c, i, l, m, n, o, p, s, t dan u.

Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budi Asih (1996: 50) membaca permulaan harus dilakukan secara bertahap. Pada tahap pramembaca anak akan diajarkan sebagai berikut: sikap yang baik pada waktu membaca seperti duduk yang benar, cara meletakkan buku di meja, cara memegang buku. Kemudian cara anak membaca dan membolak-balikan buku. Cara anak melihat dan memperhatikan tulisan.

Pada tahap membaca permulaan, dititikberatkan pada kesesuaian antara tulisan dan bunyi yang ada, kelancaran isi atau makna. Bahan-bahan untuk membaca permulaan harus sesuai dengan bakat dan pengalaman anak. Pada tahap membaca permulaan siswa diperkenankan dengan berbagai simbol huruf, mulai dari huruf a – z dengan kartu huruf. Ada 4 kelompok karakteristik siswa yang kurang mampu membaca permulaan dapat dilihat dari kebiasaan membaca, kekeliruan mengenal kata, kekeliruan pemahaman dan gejala-gejala lainnya.

Beraneka ragam siswa yang turut membaca sering memperlihatkan kebiasaan dan tingkah laku tidak wajar. Gejala-gejala gerakannya penuh dengan ketegangan seperti mengernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, menggigit bibir. Adanya perasaan tidak aman yang ditandai dengan perilaku menolak untuk membaca, menangis atau mencoba melawan guru. Gejala-gejala tersebut muncul akibat kesulitan siswa dalam membaca.

Indikator kesulitan siswa dalam membaca permulaan antara lain, siswa tidak mengenal huruf, sulit membedakan huruf. Siswa kurang yakin dengan huruf yang dibacanya itu benar. Siswa tidak mengetahui makna kata atau kalimat yang dibacanya.

Menurut Depdikbud (1986) huruf konsonan yang harus dapat dilafalkan dengan benar untuk membaca permulaan adalah b, d, k, l, m, p, s dan t. Huruf-huruf ini ditambah dengan huruf vokal akan digunakan sebagai indikator kemampuan membaca permulaan sehingga menjadi a, b, d, e, i, k, l, m, o, p, s, t dan u (Sejati, 2016).

Dapat disimpulkan bahwa kemapuan membaca permulaan merupakan tahapan membaca dengan ditandai penguasaan kode alfabetik. Yaitu anak hanya sebatas membaca huruf per huruf mengenal huruf serta kata sehingga membentuk kata sederhana.

Pemahaman dalam membaca permulaan di sisi lain hanya menuntut siswa mampu melafalkan lambang bunyi dan memahami makna bacaan secara sederhana. Pusat perhatian membaca permulaan adalah membantu siswa untuk belajar membaca. Maka pembelajaran membaca permulaan di kelas 1 siswa lebih banyak melafalkan lambang bunyi bahasa tulis daripada memahami dan menafsirkan isi bacaan.

Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Belajar membaca permulaan sebaiknya dilakukan melalui gambar-gambar kartu, huruf dengan kata sederhana sebagai jembatan mempermudah peserta didik bisa membaca. Membaca permulaan sebagai fondasi berkelanjutan dalam membaca pemahaman di kelas tinggi dengan berbagai macam gambar dan kartu huruf pembelajaran. Membaca permulaan akan meningkatkan dan tercapai secara maksimal. (pm/lis)

Guru SDN Bandungrejo, Kec. Ngablak, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya