RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran adalah proses terjadinya interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan diperlukan lingkungan belajar yang baik, berbasis aktivitas, interaktif, dan inspiratif. Menurut Slameto (dalam Noviana, 2012) proses pembelajaran, lingkungan belajar merupakan sumber belajar yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Di kelas V SD Negeri 2 Bobotsari tempat penulis bertugas terjadi permasalahan kurang maksimalnya hasil belajar siswa. Selain itu, tingkat keaktifan dan kreativitas siswa juga belum terlihat optimal. Berdasarkan hasil penilaian harian yang dilakukan sebagian besar siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM dan siswa terlihat pasif. Hal tersebut disebabkan karena proses pembelajaran yang dilaksanakan masih cenderung konvensional dan belum memanfaatkan lingkungan belajar secara maksimal.
Unuk dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan serta kretivitas siswa tersebut maka perlu mengubah pendekatan dan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar. Boud (2010: 285) menjelaskan PBL yakni pendekatan pembelajaran yang mengarah pada pelibatan siswa dalam mengatasi masalah belajar dengan praktik nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Maka, pendekatan pembelajaran berbasis masalah ini akan membantu siswa belajar lebih bermakna dikarenakan berdasarkan pengalaman pemecahan masalah secara nyata.
Berikut ini langkah-langkah untuk menerapkan problem based learning (PBL) : pertama, orientasi siswa pada masalah (guru menjelaskan tujuan pembelajaran, perlengkapan yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa untuk aktif memecahkan masalah yang dipilih. Kedua, mengorganisasi siswa untuk belajar.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dipilih. Ketiga, membimbing penyelidikan individual dan kelompok guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai dan melakukan eksperimen untuk mendapat penjelasan serta pemecahan masalah. Keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Dalam tahap ini, guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan bentuk laporan yang sesuai untuk menunjukkan hasil penyelidikan. laporan dapat berbentuk laporan tertulis, video, atau model lainnya. Kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah langkah terakhir dari pelaksanaan problem based learning adalah guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang sudah dilewati.
Penggunaan PBL ini penulis kombinasikan dengan lingkungan belajar SD Negeri 2 Bobotsari yang merupakan sekolah adiwiyata. Beberapa kegiatan yang sesuai tema kelas V dan mendukung program sekolah ke arah adiwiyata antara lain : menanam tanaman, kegiatan 3 R (reuse, reduce, dan recycle), dan menghasilkan karya inovasi anak berbahan alami atau barang bekas. Kegiatan ini dilaksanakan terprogram dan kolaboratif sehingga proses dan hasil dapat dipertanggungjawabkan, khususnya menuju sekolah adiwiyata mandiri.
Adiwiyata memiliki makna yaitu tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita‐cita pembangunan berkelanjutan.
Program sekolah Adiwiyata akan menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah (Sugiarti dan Suroso, 2018).
Program Adiwiyata terbukti menciptakan sekolah yang nyaman, aman dan harmonis, khususnya untuk kebutuhan belajar peserta didik. Setelah menerapkan PBL bernuansa adiwiyata ini, jika dilihat dari nilai hasil penilaian harian yang dilakukan maka mengalami kenaikan secara signifikan. Tingkat keaktifan dan kreativitas siswa juga mengalami peningkatan. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih bermakna bagi siswa, meningkatkan prestasi, dan tentunya menunjang sekolah adiwiyata. (pb2/lis)
Guru SDN 2 Bobotsari, Kec. Bobotsari, Kabupaten Purbalingga