27 C
Semarang
Minggu, 10 Desember 2023

Percobaan Asam Basa dengan Memanfaatkan Sumber Daya Alam Sekitar

Oleh: Nur Salamah, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SALAH satu mata pelajaran yang erat kaitannya dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kemajuan suatu negara ditandai dengan peningkatan mengkaji IPA maka IPTEK di negara tersebut berkembang pesat.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secar sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006 : 5).

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,serta proses pengembangan di dalam kehidupan sehari-hari.

Selama ini pembelajaran IPA di kelas hanya sebatas pada tingkat hafalan, namun secara ideal seharusnya mengaktifkan dan mendorong peserta didik untuk bekerja secara ilmiah. Untuk itu penulis memanfaatkan sumber daya alam sekitar untuk mempelajari materi asam, basa, dan garam pada kelas VII.

Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Salah satu sifat asam adalah rasanya masam. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak. Asam dan basa tentu memiliki sifat yang berbeda. Untuk menentukan sifat asam atau basa terdapat beberapa cara.

Cara yang pertama menggunakan lakmus. Lakmus mempunyai keunggulan cepat bereaksi dengan asam atau basa. Akan tetapi lakmus harganya mahal,maka dari itu selain menggunakan indikator buatan (lakmus) dapat menggunakan cara yang kedua yaitu memakai indikator alami.

Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya beberapa yang dapat dipakai, misalnya bunga sepatu yang memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana basa (Nuryanti, dkk, 2010).

Pada percobaan ini, kelas dibagi 8 kelompok. Tiap kelompok ada 4 peserta didik. Setiap kelompok menyediakan alat dan bahan percobaan. Alat yang harus disediakan yaitu lumpang dan alu, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes dan tisu. Sedangkan bahannya adalah kembang sepatu, kunyit, cuka, air jeruk, air sabun, air kapur, dan aquades.

Adapun langkah-langkah percobaan sebagai berikut : menggerus bunga sepatu menggunakan lumpang dan alu, lalu menambahkan aquades sebanyak 10 ml. Melakukan hal yang sama pada kunyit. Mengambil ekstrak bunga sepatu dan kunyit menggunakan pipet, lalu memasukkan ke dalam tabung reaksi, selanjutnya memasukkan tabung reaksi ke dalam rak tabung reaksi A. Berikutnya mengambil 2 ml cuka, air jeruk, air sabun, dan air kapur ke dalam tabung reaksi yang berbeda menggunakan pipet.

Memasukkan ke dalam rak tabung reaksi B. Meneteskan sebanyak 1 ml ekstrak kembang sepatu ke dalam tiap tabung reaksi pada rak B. Menggoyang tabung dan mengamati perubahan warna yang terjadi. Dengan cara yang sama pula, meneteskan 1 ml ekstrak kunyit ke dalam tiap tabung reaksi pada rak B. Menggoyangkan tabung dan mengamati perubahan warna yang terjadi, serta mencatatnya pada tabel pengamatan.

Dengan metode sederhana tersebut, peserta didik di sekolah penulis SMP Negeri 1 Tulis, Kabupaten Batang dapat mengenal indikator asam basa dari bahan alami yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar melalui kegiatan percobaan yang sangat menyenangkan. Harapannya peseta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru. (pb1/zal)

Guru SMPN 1 Tulis, Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya