RADARSEMARANG.COM, Metode shopping playing dengan media supermarket aksara Jawa bisa membuat siswa memahami aksara angka dengan lebih menyenangkan dan merdeka eksplorasi. Dengan shopping pasti muncul perasaan senang, bersemangat terhadap ketertarikan daya beli seseorang. (Tauber dalam Pali dan Murwani, 2007.2.5).
Dalam pembelajaran angka Jawa guru menciptakan terapan baru. Siswa diwajibkan menyusun anggaran dalam wujud aksara Jawa yang memuat angka Jawa dan harus membeli sesuai isi anggaran. Pelatihan ini selain berfungsi untuk belajar angka Jawa juga mendidik siswa menggunakan uang sesuai kebutuhan serta tidak berfoya-foya.
Siswa-siswi SMAN 1 Kesesi kelas X menghadapi sejumlah kendala dalam pembelajaran aksara Jawa. Mereka tidak memahami angka Jawa meski sudah mempelajari dari Sekolah Dasar sampai SMA. Salah satu penyebabnya karena angka Jawa tidak digunakan lagi sebagai nilai tukar uang dan perhitungan nominal. Ini memotivasi guru Bahasa Jawa SMA N 1 Kesesi kelas X untuk membuat media pembelajaran angka Jawa dengan menarik dan menyenangkan.
Menurut Hermawan (2007: 39) contoh media pembelajaran antara lain media pembelajaran cetak, audio visual, dan multimedia interaktif. Sedangkan Guiry et.al (2006) mendefinisikan dimensi recreational shopper sebagai konsep diri individu. Dimana konsumen mendefinisikan dirinya sendiri dalam hal hiburan dan berbelanja untuk tujuan kepuasan dan hiburan.
Menurut Darusuprata dan tim penyusun (1995: 12), salah satu fungsi angka Jawa untuk menuliskan nominal harga dan perhitungan keuangan.
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, maka guru Bahasa Jawa Kelas X SMA N 1 Kesesi merumuskan pembelajaran angka Jawa dengan metode shopping playing dalam supermarket aksara Jawa dengan harapan belajar angka Jawa dilakukan dengan hati senang, merdeka dan lebih menikmati.
Pertama, persiapan yang dilakukan guru adalah (1) Membuat gambar barang-barang konsumtif beraksara Jawa-angka Jawa; (2) Membuat draft struk pembayaran beraksara Jawa dan menyiapkan buku catatan anggaran siswa.
Kedua, secara berkelompok siswa diarahkan menyusun anggaran dalam buku anggaran sesuai dana pembelanjaan yang ditentukan. Lalu siswa mulai shopping sesuai anggaran tersebut. Ketiga, presentasi hasil belanja per kelompok sebagai wujud pertanggungjawaban penggunaan anggaran.
Siswa lain memberikan tanggapan hasil penulisan tersebut. Kesalahan penulisan aksara Jawa, ingatkan untuk hindari bullying. Guru memberikan ulasan terhadap hasil penulisan aksara Jawa tersebut.
Keempat, evaluasi pembelajaran. Tujuannya agar tidak mengulang kesalahan penulisan dan memahami jenis angka Jawa. Selain itu guru menjelaskan manfaat penggunaan metode shopping playing dalam supermarket aksara Jawa untuk mengamalkan nilai Pancasila. Yaitu tidak hidup boros, membuat perencanaan penggunaan anggaran, serta berani bertanggung jawab.
Hasilnya, pembelajaran siswa kelas X SMA N 1 Kesesi berjalan optimal. Siswa melampaui batas minimal ketuntasan (KKM). Siswa menilai pembelajaran dengan metode itu lebih menikmati dan menyenangkan. Kesimpulannya pembelajaran angka Jawa dengan metode tersebut dapat dijadikan referensi metode pembelajaran untuk guru Bahasa Jawa sekolah lain. Tentunya disertai pengamalan nilai Pancasila yaitu tidak hidup boros, selalu membuat perencanaan penggunaan anggaran sesuai kebutuhan dan berani bertanggung jawab. (bk2/fth)
Guru Bahasa Jawa SMA Negeri 1 Kesesi Kab. Pekalongan