RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ adalah suatu langkah pembelajaran yang diterapkan pada masa pandemi seperti sekarang ini.
Menurut Hilary Perraton (1988) pembelajaran jarak jauh adalah proses pendidikan di mana proporsi pengajaran yang signifikan dilakukan oleh seorang pengajar yang tepisah oleh ruang dan waktu dari pelajar. Seperti yang telah berlangsung hampir dua tahun terakhir.
Adapun karakteristik PJJ di antaranya belajar berbasis mandiri, keterpisahan antara pendidik dan siswa, telekomunikasi interaktif, dan pembagian data/informasi.
Mengkombinasikan upaya pembelajaran sangat dibutuhkan dalam PJJ.
Di SD Negeri Payaman 1 Kecamatan Secang kelas 6 telah menempuh berbagai upaya untuk memberhasilkan kegiatan belajar mengajar dalam PJJ ini.
Mulai dari pembelajaran daring (dalam jaringan) berupa penyampaian materi melalui berbagai aplikasi menggunakan sarana gawai atau smartphone, seperti zoom, teams, massanger video sampai dengan pembelajaran luring (luar jaringan ) seperti mengikuti pembelajaran dari radio, televisi, penugasan melalui Whatsapp Group dan sebagainya.
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya dan meningkatkan prestasi siswa khususnya.
Dalam kegiatan PJJ di masa pandemi seperti sekarang ini tentu guru tidak bisa bertatap muka secara langsung kepada siswa. Sehingga dibutuhkan peran dan pengawasan dari orang tua.
Pada pelaksanaan PJJ tentu bukan berarti tanpa kendala. Banyak faktor yang mempengaruhi suatu proses pembelajaran. Di antaranya, peran orang tua yang sangat berpengaruh.
Misalnya, siswa dapat menerima pesan atau informasi pembelajaran melalui WhatsApp Group, maka orang tua berperan menyampaikan informasi kepada siswa, dan juga mendampingi atau membimbing pada saat berlangsungnya pembelajaran menggunakan smartphone.
Saat dilakukan penelitian atau survei terhadap 20 siswa, terdapat 13 orang tua yang dapat mendampingi siswa dalam kegiatan PJJ, namun masih menyisakan 7 orang tua yang belum maksimal dalam mendampingi atau membimbing siswa di rumah.
Dengan berbagai variasi masalah, ada yang disebabkan karena tidak mampu mengoperasikan smartphone, terlalu sibuk bekerja, sehingga sering lupa menyampaikan tugas sekolah kepada siswa, masalah jaringan yang kurang mendukung, tidak memiliki paket data.
Sehingga hal ini menjadi penghambat dalam proses PJJ. Dengan adanya berbagai masalah tersebut berdampak pada perolehan rata – rata nilai siswa yang tidak maksimal, karena banyak siswa yang tidak mengerjakan dan tidak mengumpulkan tugas.
Dari beberapa kendala tersebut guru mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut supaya kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai yang diharapkan, dan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Salah satunya melakukan kerja sama dengan pihak orang tua dengan pelibatan orang tua dalam pembelajaran jarak jauh.
Hal tersebut dirasa paling tepat karena anak – anak belajarnya dari rumah. Dengan pendekatan pada orang tua ini banyak informasi yang bisa ģuru peroleh dari kebiasaan ibadahnya, kegiatan pembelajarannya dan rutinitas lain yang dikerjakan oleh siswa.
Meskipun guru sudah melakukan pendekatan kepada orang tua atau wali murid bukan berarti guru sudah bebas dari kendala dalam masa PJJ. Karena ada sebagian orang tua siswa sibuk dengan pekerjàanya, sehingga tidak sempat mengirimkan tugas putra putrinya, bahkan menanya tugas putra putrinya hari ini pun tidak sempat.
Hal tersebut tidak hanya satu atau dua anak saja. Meskipun guru sudah mengingatkan untuk segera melengkapi tugas agar tugas tidak menumpuk tetap saja hanya jawaban iya dan iya, tapi tidak ada kejelasan.
Pengalaman hampir dua tahun dalam PJJ ini memberikan pengalaman baru, khususnya keterlibatannya orang tua dalam membimbing dan mendidik putra-putrinya dalam mempelajari materi pembelajaran dan menyelesaikan tugas.
Bila mana putra putrinya belajar di sekolah mereka sudah berkuŕang tugasnya dalam mengajari putra putrinya.
Sedangkan sekarang orang tua harus memberikan pembelajaran selama 24 jam penuh. Dari mulai mereka bangun tidur sampai mau tidur lagi. Meskipun semua itu tetap dalam pantauan guru kelas masing – masing, akan tetapi ada juga orang tua yang berkeluh kesah dengan berbagaì alasan. Seperti materinya sulit, anaknya dijelaskan tidak paham maunya bermain terus dan masih banyak alasan yang lain. Tetapi ada juga orang tua yang sama sekali tidak peduli dengan putra putrinya.
Dari peristiwa – peristiwa tersebut memberikan penguatan yang lebih untuk guru berkaitan dengan hasil belajar atau prestasi siswa di sekolah. Mengapa demikian? Tanpa disadari para orang tua memberikan bukti seberapa besar mereka peduli dengan kegiatan dan tugas anak di sèkolah.
Mereka yang peduli rela meluangkan waktunya untuk mendampingi belajar, ada juga yang mencarikan guru les untuk belajar bersama. Sehingga siswa dapat mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dan dapat meningkatkan rata – rata kelas. Sehingga orang tua berperan positif dalam membantu keberhasilan pendidikan selama pandemi. (pm2/aro)
Guru SD Negeri Payaman 1 Kecamatan Secang, Kab. Magelang