27.1 C
Semarang
Minggu, 10 Desember 2023

Belajar Aritmatika Sosial Lebih Menyenangkan dengan Metode Sosiodrama

Oleh : Khodhiroh, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari berhitung khususnya dalam dunia perdagangan. Seorang pedagang tentu menginginkan laba/untung dalam penjualan dagangannya. Pada pelajaran matematika hal ini dipelajari pada materi aritmetika sosial.

Penulis yang merupakan guru SMP Negeri 1 Tulis menginginkan siswanya pandai dalam berhitung sebagai bekal nantinya dalam masyarakat. Seorang siswa yang sudah dibekali ilmu di sekolahnya diharapkan bisa membantu orang tuanya di rumah dalam menghitung. Lebih-lebih jika orang tuanya bekerja sebagai pedagang misalnya punya toko sembako.

Aritmetika sosial merupakan suatu penerapan dari dasar-dasar perhitungan matematika yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Mengutip buku SKM (Sukses Kuasai Materi) Matematika SMP Kelas VII, VIII, IX oleh tim Cahaya Eduka (2016:24-25) terdapat beberapa istilah yang bisa ditemui dalam materi aritmetika sosial.

Di antaranya harga pembelian adalah harga suatu barang dari pabrik, harga penjualan adalah harga yang ditetapkan pedagang untuk dijual lagi kepada pembeli, untung adalah kondisi dimana harga penjualan lebih besar daripada harga pembelian, rugi adalah kondisi dimana harga penjualan lebih kecil daripada harga pembelian, bruto adalah berat kotor yang merupakan berat kemasan ditambah berat isinya, tara adalah berat kemasan, netto adalah berat isi.

Untuk mengajarkan materi aritmetika sosial tingkat SMP penulis menggunakan metode sosiodrama atau sandiwara supaya siswa tertarik dan merasa senang belajar matematika. Adapun langkah-langkahnya adalah pertama guru menjelaskan pengertian aritmatika sosial yang meliputi cara menentukan perhitungan laba atau rugi, termasuk menentukan persentase untung atau rugi, cara menentukan persentase keuntungan, yaitu dengan menggunakan rumus : (besar keuntungan/harga pembelian) x 100 persen.

Kedua guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Ketiga guru membagi uang mainan dan barang-barang mainan kepada setiap kelompok. Keempat guru menentukan kelompok yang bertindak sebagai penjual yaitu yang mendapatkan barang dan kelompok yang berperan sebagai pembeli. Yaitu yang mendapatkan uang, kelompok yang mendapatkan barang harus menentukan harga jual.

Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memerankan perannya, sebagai penjual dan sebagai pembeli. Dengan cara ini terlihat bahwa kelas terkesan hidup suasana belajar menjadi ramai tetapi tetap terkendali dan semua siswa memerankan perannya dengan rasa senang dan tanggung jawab.

Di sini guru berperan sebagai pengamat, siswa diminta untuk berganti peran yang tadinya berperan sebagai pembeli berganti menjadi peran penjual. Semua transaksi jual beli harus dicatat dengan cara seperti itu oleh setiap kelompak. Dan kelompok penjual berusaha agar dagangannya tidak mengalami kerugian.

Setelah selesai memainkan drama setiap kelompok membuat atau menghitung hasil kerjanya dengan menentukan persentase keuntungan atau persentase kerugian. Dengan demikian siswa dapat mengerjakan atau menentukan persentase laba atau persentase rugi dari jual beli tersebut.

Melalui metode pembelajaran tersebut, penulis menyimpulkan bahwa metode yang paling menyenangkan dalam memahami materi aritmatika sosial adalah dengan sosiodrama. Dengan metode ini mampu menjadikan siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran matematika. (rn1/lis)

Guru Matematika, SMPN 1 Tulis, Kabupaten Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya