RADARSEMARANG.COM, Tugas seorang peserta didik adalah belajar. Untuk itu diperlukan kebiasaan belajar baik agar mampu meningkatkan prestasi secara optimal. Cara ini merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.
Tetapi faktanya masih banyak peserta didik memiliki kebiasaan belajar negatif. Seperti malas, tidak semangat dalam belajar, ribut saat belajar, serta suka mencontek. Kondisi ini tentu menjadi persoalan serius yang harus segera diselesaikan. Jika tidak, peserta didik yang memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang negatif dikhawatirkan tidak mencapai hasil belajar yang baik.
Mappiare (dalam Djaali: 2008) berpendapat kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku peserta didik dalam kegiatan belajar. Untuk itu sekolah dituntut untuk terus berinovasi agar tercipta kebiasaan belajar yang baik.
SMP Negeri 2 Ambarawa mempunyai metode Bimbingan dan Konseling (BK) bertujuan untuk mendukung peserta didik melaksanakan kebiasaan belajar di lingkungan sekolah dengan baik. Sehingga pemahaman terhadap kebiasaan belajar dapat dilakukan dengan baik dengan hasil belajar optimal.
Kebiasaan belajar yang baik bisa membantu peserta didik dalam menguasai pelajarannya. Menguasai materi serta meraih kesuksesan di sekolah. Sementara kebiasaan belajar buruk bakal mempersulit peserta didik dalam menguasai dan memahami pelajaran. Sehingga menghambat kemajuan serta kesuksesan studi. Salah satu cara yang dilakukan dengan layananan bimbingan klasikal teknik berdiskusi.
Kebiasaan belajar merupakan tingkah laku yang terbentuk karena dilakukan secara berulang-ulang sepanjang hidup setiap individu. Biasanya mengikuti cara atau pola tertentu, sehingga terbentuk sebuah kebiasaan belajar. Jadi, yang dimaksud kebiasaan belajar disini adalah cara-cara belajar yang paling sering dilakukan peserta didik dan cara atau kebiasaan belajar dapat terbentuk dari aktivitas belajar, baik secara sengaja ataupun tidak.
Berbagai aspek kebiasaan belajar yang baik dalam proses belajar harus diajarkan peserta didik sejak dini. Hal itu penting agar dapat memperoleh hasil sesuai yang diharapkan. Menurut Sudjana (2014:165-173), ada lima hal hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar. Yaitu: cara mengikuti pelajaran, cara belajar mandiri di rumah, cara belajar kelompok, mempelajari buku teks, dan menghadapi ujian.
Kebiasaan belajar yang baik dalam belajar melalui layanan bimbingan klasikal teknik diskusi adalah interaksi komunikasi antar anggota kelompok dalam memahami topik atau mengembangkan keterampilan tertentu secara bersama-sama. Dengan mengutarakan masalah, ide-ide, saran, dan saling menanggapi satu sama lain. Dalam diskusi kelompok semua anggota mendapatkan peran masing-masing. Seperti pemimpin diskusi, notulis, dan peserta atau anggota. Sehingga mereka memiliki tanggung jawab dan bersama dalam menyelesaikan masalah dalam berdiskusi.
Tujuan diskusi adalah: Pertama, memfasilitasi anggota kelompok belajar dari pengalaman anggota lain dalam memahami suatu topik atau pengembangan keterampilan hidup tertentu. Kedua, memfasilitasi anggota menyadari bahwa setiap orang mempunyai masalah sendiri-sendiri. Ketiga, memfasilitasi anggota agar terampil berpendapat.
Penerapan teknik berdiskusi dalam layanan bimbingan klasikal ini ternyata meningkatkan keaktifan peserta didik. Kemampuan peserta didik semakin aktif dalam kegiatan bimbingan klasikal. Pengalaman selama mengikuti kegiatan menjadi proses pembiasaan belajar yang baik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis tanggapan, berani mengemukakan pendapat, serta bisa mempresentasi dan bertanya atau menjawab dalam diskusi.
Kegiatan layanan bimbingan klasikal teknik berdiskusi membantu mewujudkan pembelajaran yang baik. Meningkatkan meningkatkan kebiasaan belajar di lingkungan sekolah. Sehingga pemahaman terhadap kebiasaan belajar dapat dilakukan dengan baik dengan hasil belajar yang optimal. (rs2/fth)
Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang.