32 C
Semarang
Rabu, 29 November 2023

Mengukur Besaran dan Satuan dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh: Misran

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kita sering mengidentifikasi suatu benda menggunakan kata panjang, pendek, tinggi, rendah, hingga berat dan ringan. Sebelum ditemukan alat, biasanya kita menggunakan jengkal, hasta, maupun langkah untuk mengetahui panjang suatu benda.

Setelah ditemukan alat ketika kita ingin membandingkan benda-benda tertentu, kita memerlukan alat ukur untuk mengetahui seberapa tinggi atau seberapa berat suatu benda.

Sekarang, kita memiliki alat seperti meteran dan timbangan untuk mengukur besaran dan satuan. Kita menggolongkan meter atau kilogram sebagai satuan baku, sementara jengkal dan hasta sebagai satuan tak baku.

Apa sebenarnya besaran dan satuan itu? Apa fungsinya dalam kehidupan sehari-hari? Nah, di artikel kali ini kita akan membahasnya bersama-sama.

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, serta diikuti dengan satuan. Sementara itu, satuan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran atau pembanding dalam suatu pengukuran tertentu. Dalam fisika, besaran dibagi menjadi besaran pokok dan besaran turunan.

Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan bukan turunan dari besaran lain. Tujuh besaran pokok dan satuanya yang diketahui adalah massa satuannya meter, panjang satuannya meter, waktu satuannya sekon, jumlah molekul zat (mol), kuat arus (amper), intensitas cahaya (kandella), dan suhu (K).

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran ini terdiri dari alat ukur panjang, alat ukur massa, alat ukur waktu, dan alat ukur suhu. Alat ukur panjang terdiri dari mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

Sementara itu, alat ukur massa bisa berupa timbangan yang banyak kita temukan di pasaran. Timbangan atau neraca dapat berupa neraca analog dengan skala angka dan neraca digital dengan skala elektronik.

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Beberapa contohnya yang sering kita gunakan adalah kecepatan satuannya m/s. Kecepatan kita dapatkan dari dua besaran pokok, yaitu panjang dan waktu. Satuan dari besaran turunan kita kenal sebagai satuan turunan.

Penggunaan alat ukur besaran pokok panjang perlu disesuaikan dengan sesuatu yang hendak diukur. Sebagai contoh, mengukur panjang dan lebar meja belajar siswa, cukup digunakan mistar. Untuk mengukur panjang besaran pokok yang lebih teliti misalnya mengukur plat besi digunakan jangka sorong dan micrometer skrup.

Jangka sorong adalah alat ukur besaran panjang dengan ketelitian sampai 0,1 mm. Selain itu ada pula jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm dan jangka sorong digital dengan ketelitian seperseratus milimeter.

Jangka sorong nyaris menyerupai kunci Inggris (F) dengan salah satu rahangnya bisa digeser. Satu rahang lagi bersifat tetap atau tidak dapat digeser. Bagian ujungnya terdapat gurat ukur yang digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.

Pada rahang tetap dan rahang sorong terdapat skala dimana skala pada rahang tetap disebut skala utama dan skala pada rahang sorong disebut skala nonius. Angka ketelitian jangka sorong berasal dari selisih satu skala utama dengan skala nonius.

Dalam hal ini, skala utama (1 mm) – skala nonius (0,9 mm) = 0,1 mm. Itu sebabnya mengapa jangka sorong ini dikatakan memiliki ketelitian 0.1 mm. Mampu mengukur suatu benda sampai dengan ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur panjang benda, diameter benda berbentuk bola, diameter luar dan dalam tabung dan kedalaman lubang. (rs2/lis)

Guru SMK Negeri 5 Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya