RADARSEMARANG.COM, Masa pandemi korona yang belum juga berakhir telah mengubah semua aturan yang biasa dilakukan hampir pada semua lini pekerjaan.
Termasuk dunia pendidikan. Guru dituntut melek teknologi karena pembelajaran dilakukan secara daring. Dalam pembelajaran daring ini guru harus pintar mencari model pembelajaran yang cocok untuk siswa. Sehingga siswa tidak bosan mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran di SMK dituntut tidak hanya pada aspek pengetahuan saja tetapi juga keterampilan. Karena titik berat pembelajaran khususnya mata pelajaran produktif, siswa dituntut untuk terampil. Begitu juga yang terjadi di SMK Negeri 1 Salam, Kabupaten Magelang. Khususnya guru produktif dituntut untuk dapat melakukan pembelajaran yang meliputi aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
Mata pelajaran di SMK meliputi muatan nasional (normatif), muatan kewilayahan (adaptif) dan muatan peminatan kejuruan (produktif). Pada muatan peminatan kejuruan (produktif) ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). PjBL merupakan pembelajaran dimana siswa dalam kelompok diminta membuat suatu proyek bersama, dan mempresentasikan hasil dari proyek yang dibuat (Suparno, 2007).
Model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa dalam beraktivitas secara nyata. PjBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali materi menggunakan berbagai cara sesuai kreativitas siswa sehingga bermakna dan dilakukan secara kolaboratif.
Langkah-langkah model pembelajaran PjBL yaitu guru menjelaskan dan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang suatu masalah. Kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk merencanakan proyek. Setelah rencana proyek disepakati, kelompok siswa tersebut membuat jadwal kapan proyek akan dilaksanakan.
Berhubung pandemi, proyek dilakukan siswa di rumah. Setiap kelompok dipilih berdasarkan kedekatan rumah sehingga akan mudah untuk berkomunikasi dan dalam satu kelompok tersebut sudah betul-betul tahu akan kondisi dan kesehatan masing-masing siswa.
Salah satu proyek yang dapat dilakukan kelas XII Agribisnis Perikanan Air Tawar mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) dalam materi melakukan produksi masal adalah pengolahan hasil perikanan berupa pembuatan nuget dari ikan lele.
Setiap kelompok membuat jadwal kapan akan membuat nuget dari ikan lele. Setelah jadwal tersusun kemudian dilakukan praktik membuat nuget. Langkah selanjutnya hasil proyek (nuget lele) akan diujicobakan untuk kemudian dievaluasi. Uj icoba meliputi rasa, bentuk, harga jual yang bisa diterima di masyarakat secara umum. Dalam menentukan harga, siswa dituntut untuk dapat menghitung biaya produksi, mulai dari menentukan BEP, keuntungan atau kerugian.
Setelah itu setiap kelompok melakukan evaluasi. Dalam evaluasi ini setiap kelompok mempresentasikan produk yang telah dibuat dan dijual dengan cara membuat power point mengenai apa yang dibuat atau diproduksi, bahan yang digunakan, cara pembuatan, dan analisis usaha.
Pada mata pelajaran PKK ini, siswa selain dapat memproduksi, juga diharapkan tumbuh jiwa kewirausahaannya. Siswa dapat menjual atau memasarkan produk yang telah dibuatnya. Setiap siswa juga diharapkan lebih mudah memahami materi dan mampu mengenali kelebihan serta kelemahan produk yang dihasilkan.
Pembelajaran mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) dengan model pembelajaran PjBL, membuat siswa senang dan menikmati pembelajaran. Tidak sekadar teori atau pengetahuan saja yang diperoleh, tetapi juga mendapatkan keterampilan membuat suatu produk. Hal positif lainnya siswa lebih mudah memahami materi. Karena siswa langsung menerapkan dan mempraktikkan ilmu yang diperolehnya. Penerapan model pembelajaran PjBL ini juga diharapkan mampu meningkatkan nilai dan ketrampilan siswa. (pm1/lis)
Guru SMK Negeri 1 Salam, Kabupaten Magelang