RADARSEMARANG.COM, Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 (Depdiknas, 2006: 97-104) Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) di sekolah dasar memiliki arti penting bagi siswa pada pembentukan pribadi warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas dan berkarakter.
Mapel PPKn dinilai sangat penting karena membentuk moral siswa sebagai generasi penerus bangsa. Maka PPKn sudah diberikan atau diterapkan sejak usia dini hingga yang paling tinggi. Yaitu perguruan tinggi dengan tujuan membentuk generasi bangsa yang berkompeten dan siap menghadapi tantangan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di zaman sekarang kalau kita lengah maka nilai-nilai Pancasila akan luntur dimakan kemajuan zaman. Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju, nilai-nilai tersebut semakin luntur pada diri peserta didik. Maka dibutuhkan pembelajaran yang dapat mempertahankan nilai-nilai atau moral agar terus hidup dan menyatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan dasar adalah waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai moral yang baik pada peserta didik. Karena pendidikan dasar membentuk fondasi dasar bagi bangsa. Pelajaran yang paling cocok untuk menanamkan sikap moral peserta didik adalah pelajaran PPKn.
Sehingga jika sudah terbentuk moral yang baik sejak pendidikan dasar peserta didik sudah terbiasa berperilaku yang baik hingga kehidupan di masa yang akan datang. Fondasi dasar di jenjang pendidikan dasar membutuhkan perhatian ekstra. SMPN 39 Semarang dalam penerapan nilai-nilai moral Pancasila dilakukan di sela-sela pembelajaran tidak hanya pelajaran PPKn. Sehingga diharapkan dapat membentuk moral yang baik.
Perkembangan zaman yang semakin pesat perlu perhatian khusus. Terutama pada pergaulan peserta didik yang semakin bebas. Banyak kita temui gambar-gambar anak SD, SMP yang kurang pantas apa lagi anak-anak SMA yang sudah mengenal seks bebas.
Handphone (HP) merupakan salah satu yang punya pengaruh negatif yang sangat mudah mempengaruhi moral peserta didik walaupun pengaruh positifnya juga besar jika kita bisa menggunakan secara bijak. Media sosial tersebut sangat mudah diakses oleh semua orang termasuk anak kecil yang yang pintar mengoperasikan HP.
Banyak orang tua yang kurang paham efek negatif dari media sosial. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi orang tua dan guru terutama guru PPKn. Walaupun kenyataannya kita tidak bisa menjauhkan HP dari kegiatan siswa, setidaknya guru mengingatkan untuk menggunakan HP secara bijak jangan sampai merusak moral peserta didik.
Pendidikan moral merupakan pelajaran wajib di sekolah di Indonesia. Karena sekolah tempat anak belajar mendapatkan ilmu pengetahuan. Meningkatkan moral tidak hanya dilakukan di sekolah saja, tetapi yang paling penting adalah pendidikan moral di rumah dan di lingkungan keluarga.
Orang tua dapat meningkatkan kemandirian anak. Contohya untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri, sehingga peserta didik akan menjadi terbiasa dan mampu melakukan sendiri tidak tergantung padaorang lain atau orang tuanya.
Sekolah juga dapat melakukan kerja sama dengan orang tua dengan memberikan pemahaman mengenai kemandirian dan bagaimana menjaga sikap kepada anak-anak sehingga dapat dinilai sebagai anak yang mempunyai moral.
Betapa pentingnya peranan orang tua dan sekolah dalam memberikan sikap dan ajaran terhadap moral peserta didik yang tentunya akan memberikan tuntunan di masa yang akan datang. Tingkah laku atau moral peserta didik dapat dilihat dari gambaran keluarga dan sekolah di mana anak tersebut. (ms1/lis)
Guru SMP Negeri 39 Semarang