RADARSEMARANG.COM, SISTEM pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa. Biasanya dilakukan secara online dengan memanfaatkan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).
Pembelajaran dilaksanakan melalui media handphone, laptop, atau komputer yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Dengan media tersebut, guru dapat melakukan pembelajaran bersama, meskipun di tempat yang berbeda.
Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada media pembelajaran yang belum ada. Untuk tingkat masyarakat desa, ketersediaan kuota belum tercukupi dengan baik, karena penghasilan orang tua masih sangat rendah sehingga masih mendapati hambatan dalam masalah biaya. Beban kebutuhan keluarga meningkat dengan adanya pembelajaran daring.
Orang tua masih harus mendampingi anaknya dalam mengikuti setiap sesi pembelajaran yang telah terjadwal. Karena tanpa bantuan dari orang tua bagi kelas rendah belum mampu bahkan beberapa anak tidak mau mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pengalaman orang tua siswa selama mendampingi anak-anaknya belajar ramai diperbincangkan di sosial media baik positif maupun negatif. Seperti ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapati anaknya yang sulit memahami materi yang diberikan guru. Untuk anak-anak kelas 1 SD khususnya yang belum dapat membaca dan menulis memang tidak mudah, sehingga para orang tua mengutarakan ketidakmampuannya dan menginginkan anak mereka untuk kembali belajar di sekolah.
Kejadian ini memberikan kesadaran bagi orang tua bahwa mendidik anak itu tidak mudah. Diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Maka dengan kejadian ini, orang tua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah adanya pengalaman ini, diharapkan para orang tua mempunyai keinginan untuk belajar tentang cara mendidik anak-anak mereka di rumah.
Pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru lebih efektif daripada secara daring. Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi,” tandas Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orang tua.
Di samping itu, guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring untuk kelas rendah yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat dan media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang dan menyampaikan materi menggunakan metode pembelajaran dan aplikasi yang tepat. Kreativitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk memotivasi siswanya supaya tetap semangat belajar secara daring.
Dengan demikian, solusi yang efektif untuk pembelajaran di kelas rendah pada masa pandemi Covid-19 membutuhkan kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua, dan semua pihak sekolah menjadi penentu keberhasilan pembelajaran daring. (rs1/ida)
SDN Selokarto 01, Kabupaten Batang