RADARSEMARANG.COM, Sejak awal tahun 2020 lalu dunia dikejutkan dengan adanya virus yang mematikan yaitu Covid -19 yang mengakibatkan krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di Indonesia, kehidupan jutaan rakyat seakan berhenti dan mengharuskan bertahan hidup dengan kondisi yang memprihatinkan. Banyak sektor yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19 ini. Sektor kesehatan, ekonomi, pariwisata, tak terkecuali sektor pendidikan.
Sektor pendidikan di sekolah mengalami dampak negatif dari meluasnya wabah virus korona. Semua sekolah ditutup tidak ada pembelajaran tatap muka. Kegiatan pembelajaran konvensional terhenti. Pembelajaran beralih dilaksanakan secara daring (online) dengan menggunakan HP android. Namun ketika kondisi Covid-19 sedikit membaik baru dilaksanakan pembelajaran blended learning.
Begitu juga dengan kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan juga merasakan dampaknya. Kepramukaan menurut Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menyebutkan bahwa kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.
Mario P. Manulu dan Boni Fasius Simamora (2014) dalam bukunya Mempersiapkan Generasi Muda menyatakan, kegiatan-kegiatan pendidikan gerakan pramuka dilaksanakan di alam terbuka (outdoor activity) berupa permainan-permainan yang menarik, menantang, serta mengandung nilai-nilai pendidikan bagi segenap anggotanya.
Dengan adanya pandemi Covid -19 ini, otomatis kegiatan pramuka di SD Negeri Bungo 1 menjadi terganggu. Para pembina harus mencari alternatif kegiatan yang dapat dilaksanakan baik secara daring (online) maupun luring (offline). Hal ini ditempuh karena meskipun pandemi Covid -19, berbagai ajang lomba baik tingkat kwaran maupun kwarcab tetap dilaksanakan.
Berbagai strategi kreatif menjadi pertimbangan utama dalam menyampaikan materi baik secara daring (online) maupun luring (offline) agar rencana program kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat tercapai. Pembina merancang kegiatan berbasis keluarga. Salah satu kegiatan yang dimaksud adalah memberikan tugas yang dapat dikerjakan dengan bimbingan anggota keluarga sebagai pendamping.
Kegiatan ini diharapkan memberikan dampak baik, yaitu pertama, menambah kedekatan dengan keluarga. Kedua, memanfaatkan momen di rumah saja. Ketiga, melatih kemampuan dan keterampilan para peserta didik secara langsung.
Hasilnya sungguh luar biasa mendapat sambutan yang sangat baik dari para orang tua. Para orang tua sangat antusias berkegiatan dengan anak-anaknya saat kegiatan dilaksanakan secara daring. Hal ini tentu membuat para pembina terpacu dan bersemangat untuk merancang kegiatan alternatif lain yang dapat memotivasi orang tua dan siswa.
Untuk kegiatan kepramukaan dengan urgensi tinggi dilakukan secara luring (offline).
Kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan secara luring menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Setiap peserta kegiatan diharapkan dapat mawas diri dan tetap berhati-hati di lokasi kegiatan. Adapun hal-hal yang wajib dilakukan jika mengadakan kegiatan secara offline yaitu menjaga jarak, tangan mencuci, memakai masker, membawa bekal dari rumah, menggunakan peralatan pribadi.
Dengan menjalankan kegiatan kepramukaan baik secara daring maupun luring, SD Negeri Bungo 1 dalam masa pandemi ini tetap bisa eksis di setiap lomba yang diselenggarakan baik tingkat kwaran maupun kwarcab. Di antaranya juara 2 lomba LCTP tingkat kwaran, juara 1 pi pesta siaga tingkat kwaran, juara harapan 3 pi pesta siaga tingkat kwarcab, juara 1 pi lomba pramuka garuda tingkat kwaran, juara harapan 3 pi lomba pramuka garuda tingkat kwarcab, juara 1 vidio vlog protocol kesehatan. (fkp1/lis)
Guru SD Negeri Bungo 1
