RADARSEMARANG.COM, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dikatakan sebagai mata pelajaran di sekolah yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena social.
Diorganisasikan dengan satu pendekatan interdisipliner, multidisipliner atau transdisipliner dari ilmu-ilmu sosial dan humoniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik, hukum, budaya, psikologi sosial, ekologi).
Menurut Supardi (2011: 192) pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik.
Di sini sangat jelas bahwa dengan pembelajaran secara terpadu memungkinkan timbulnya pemikiran-pemikiran kritis dari siswa terhadap fenomena yang terjadi di lingkungan mereka.
Tinggi rendahnya minat belajar dipengaruhi dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar. Seperti metode pengajaran dan media pembelajaran yang dipakai guru saat proses pembelajaran.
Posisi guru yang sangat dominan dalam proses pembelajaran akan membuat peserta didik jenuh. Apalagi metode yang digunakan guru kurang menarik dan hanya didominasi dengan ceramah. Pembelajaran aktif dengan memberikan model-model pembelajaran yang menyenangkan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik agar dapat aktif untuk mengikuti pelajaran khususnya IPS.
Pelaksanakan pembelajaran daring adalah salah satu model pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi. Karena dalam prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan para peserta didik, para pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat pada umumnya, dalam rangka pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi.
Dengan berbagai keterbatasan dalam situasi pandemi Covid 19, guru harus mau belajar dan berlatih pembelajaran secara daring. Guru harus mampu menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi serta kolaborasi media pembelajaran agar pembelajaran tidak monoton dan tetap bisa menghadirkan suasana pembelajaran interaktif antara guru dan peserta didik.
Sehingga diperlukan metode pembelajaran yang kreatif dan menarik. Penggunaan metode Teka-Teki Silang (TTS) pada pembelajaran IPS konsep Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan pada kelas VIII H SMP Negeri 10 Semarang semester satu, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII H SMP Negeri 10 Semarang.
Metode TTS tersebut diterapkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Juga mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerja, serta mengkaitkannya dengan aspek kecakapan hidup. Dan hidup dalam kebersamaan serta mengaktualisasikan diri, pada pandemi covid-19 saat ini.
Dengan menerapkan metode tersebut diharapkan permasalahan pembelajaran IPS untuk peserta didik SMP Negeri 10 Semarang kelas VIII H konsep Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan dapat teratasi. Metode tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan metode pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk membangkitkan aktivitas, keaktifan, dan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 ini.
Peserta didik kelas VIII H SMP Negeri 10 Semarang menyatakan semakin termotivasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPS ini. Sehingga penggunaan metodel pembelajaran Teka Teki Silang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPS konsep pengaruh interaksi sosial terhadap kehidupan sosial dan kebangsaan di masa pandemi Covid-19 ini. (ips2/lis)
Guru IPS SMPN 10 Semarang