RADARSEMARANG.COM, PROSES pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama dalam pelaksanaannya. Pembelajaran yang baik tergantung dari beberapa hal yaitu sistem, siswa, metode, dan materi serta guru.
Dalam pembelajaran, setiap individu siswa memerlukan perlakuan yang berbeda. Sebagai seorang guru, harus mampu memahami karakteristik siswa sebagai individu. Menurut Sardiman (2011) karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.
Siswa tidak dianggap sebagai objek belajar yang dapat diatur dan dibatasi oleh guru, melainkan ditempatkan sebagai subjek yang belajar sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya.Dengan memahami karakteristik siswa dalam setiap tahap perkembangannya dapat menjadi acuan bagi guru dalam menentukan pola aktivitas belajar yang disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan siswa itu sendiri.
Pada praktiknya guru terkadang mengalami rintangan. Ini dialami penulis yang terkait hasil belajar siswa dan rendahnya minat belajar pada pelajaran terutama pada PPKn kelas V SD N 01 Lemahabang, kecamatan Doro, kabupaten Pekalongan.
Penulis sebagai guru kelas menjumpai masalah pada KD.3.1. yaitu mendekripsikan pengertian organisasi dengan indikator pengertian organisasi dan ciri-ciri organisasi. Ikhtiyar yang dilakukan penulis adalah merubah dengan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran yang inovatif yaitu AIR.
AIR adalah singkatan dari Auditory, Intellectualy and Repetition. Pembelajaran seperti ini menganggap bahwa akan efektif apabila memperhatikan tiga hal tersebut. Auditory diartikan secara harfiah adalah yang berhubungan dengan pendengaran.
Intellectually diartikan secara harfiah berasal dari kata intellectual yang berarti kecerdasan Dalam hal ini belajar haruslah dengan konsentrasi dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
Sedangkan Repetion diartikan secara harfiah bermakna pengulangan. Dalam konteks pembelajaran, ini merujuk pada pendalaman, perluasan, dan pemantapan siswa dengan cara memberinya tugas atau kuis.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran AIR menurut Shoimin (2014: 30) yaitu:1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa;2) Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru;3) Setiap kelompok mendiskusikan materi yang mereka pelajari, dan menuliskan hasil diskusi tersebut kemudian dipresentasikan (Auditory);4) Saat diskusi berlangsung, siswa mendapat soal atau permasalahan yang berkaitan dengan materi;5) Masing-masing kelompok memikirkan cara menerapkan hasil diskusi serta dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah. (Intellectually);6) Setelah selesai berdiskusi, siswa mendapatkan pengulangan materi dengan cara mendapatkan tugas atau kuis untuk tiap individu. (Repetition).
Kegiatan pembelajaran tersebut menggunakan media dengan maksud agar pesan dapat diserap dengan tepat sesuai dengan tujuannya. Sedangkan metode presentasi paling sering dimanfaatkan dalam pembelajaran dan pengajaran. Presentasi akan menjadi lebih menarik bila mengunakan teknologi computer yaitu power point. Power point merupakan salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan oleh orang-orang dalam mempresentasikan bahan ajar atau laporan. Sehingga powerpoint sangat baik untuk AIR.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa AIR efektif diterapkan pada pembelajaran PPKn di kelas V. Model pembelajaran AIR membantu siswa dalam memecahkan masalah dan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Model ini juga memfasilitasi siswa untuk dapat berpikir rasional dan kreatif serta belajar bertanggung jawab. Ini ditunjukkan dengan hasil belajar yang meningkat dan ada perubahan sikap yang signifikan. (gb3/zal)
Guru SDN 01 Lemahabang, Kab. Pekalongan