RADARSEMARANG.COM, Tujuan pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 adalah siswa diharapkan terampil menggunakan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulis. Menurut Tarigan (2008) menyatakan terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa di sekolah meliputi empat aspek dasar, yakni menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Keempat keterampilan tersebut sangat penting dan saling berkaitan sehingga nantinya siswa bisa berkomunikasi sesuai fungsinya dan dapat dipahami oleh lawan bicara. Diperlukan kondisi mental yang stabil dan percaya diri yang akan mendukung empat keterampilan di atas.
Dari keempat keterampilan di atas, keterampilan berbicara kurang sejalan sebagaimana mestinya. Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk berbicara menggunakan bahasa Inggris sebab mereka dihadapkan dengan materi yang sulit dipahami. Juga sebagian siswa merasa takut melakukan kesalahan dalam berbicara bahasa Inggris. Mereka belum memiliki keberanian dalam menyampaikan perasaan, ide dan gagasan serta pikirannya.
Untuk mengatasi hal tersebut, penulis menerapkan metode pembelajaran artikulasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 9 Semarang ketika belajar keterampilan berbicara tentang Daily Activities. Menurut Bastiar (2007) model pembelajaran artikulasi memiliki tujuan untuk membantu siswa dalam cara mengungkapkan kata-kata dengan jelas dalam mengembangkan pengetahuan, pemahaman serta kemampuan yang dimiliki sehingga siswa dapat membuat suatu keterhubungan antara materi dengan disiplin ilmu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penerapan model artikulasi dalam pembelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa dalam menyampaikan ide atau pengetahuannya, menggali informasi berdasarkan kegiatan interaktif. Penerapan model artikulasi dalam pembelajaran juga melibatkan kemampuan berbicara serta gerak ekspresi akibat kegiatan berpikir siswa.
Pada materi Daily Activities kompetensi dasarnya siswa mampu menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis secara kontekstual. Pertama-tama penulis memutar video tentang Daily Activities. Kemudian penulis membentuk kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 2 siswa untuk mengetahui daya serap mereka. Penulis menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Demikian juga untuk kelompok lainnya. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya di depan kelas dan siswa lain mempunyai kesempatan untuk menanggapinya. Terakhir, penulis bersama siswa menyimpulkan hasil belajar yang telah dilakukan.
Keterampilan berbicara tentang Daily Activities menggunakan metode artikulasi terbukti efektif. Terbukti ketika siswa tampil di depan kelas tidak canggung lagi dalam menyampaikan hasil wawancaranya, mereka merasa percaya diri dan tidak takut lagi memberikan gagasan dan pendapatnya. Tentunya keterampilan berbicara dapat ditingkatkan dengan berlatih setiap hari secara terus-menerus.
Harapan penulis kepada para pembaca khususnya para pendidik agar jangan bosan untuk terus memberi motivasi siswa dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara bahasa Inggris. (ips2/lis)
Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 9 Semarang