RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN matematika merupakan pembelajaran yang terkesan sulit bagi beberapa siswa. Kemungkinan karena pelajaran ini berhubungan dengan bilangan, simbol, dan rumus yang kompleks. Sedangkan siswa diharapkan mampu menguasai pembelajaran matematika karena berguna bagi semua orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mengenalkan matematika sejak usia dini di kelas I SD sangath membantu anak memiliki life skill (kecakapan hidup) pada masa depannya. Sebab hampir semua aspek kehidupan manusia berhubungan dengan matematika.
Dalam pembelajaran matematika di SD diberikan bekal menghitung dan mengolah data. Bekal tersebut sangat bermanfaat untuk sarana mengomunikasikan ide dan pemecaham masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Untuk itu, pembelajaran matematika harus menyenangkan. Supaya pembelajaran matematika menyenangkan, perlu penyampaian materi yang menarik, metode menyenangkan dan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Semua itu akan berdampak dalam peningkatan hasil belajar siswa.
Dalam penyampaian materi bangun ruang kelas 2 SDN 03 Bojongnangka, penulis menerapkan media pembelajaran berupa tongkat atau talking stick. Ini termasuk pembelajaran kooperatif, karena memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif, yaitu siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menentukan materi belajarnya. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok ketimbang individu.
Menurut (Lie, 2002:56), model pembelajaran talking stick merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yaitu guru memberikan siswa kesempatan untuk kerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengoptimalisasikan partisipasi siswa.
Menurut Widodo (2009), talking stick merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat tunjuk giliran. Pembelajaran dengan metode talking stick bertujuan mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapat. Metode pembelajaran talking stick dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya.
Pertama, tongkat dipegang oleh guru. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari. Guru menyampaikan berulang-ulang, setelah itu peserta didik diberikan kesempatan membaca buku. Setelah penyampaian materi dirasa cukup, guru memulai pembelajaran talking stick. Metode talking stick disajikan oleh penulis berupa permainan menyanyikan lagu yang diiringi musik dengan tongkat terus bergilir dari satu siswa ke siswa. Jika musiknya berhenti, maka siswa yang memegang tongkat akan memperoleh kesempatan menjawab pertanyaan dari guru.
Metode pembelajaran talking stick berlangsung hingga sebagian besar siswa memperoleh kesempatan menjawab pertanyaan guru. Dalam metode ini, terlihat jelas keaktifan siswa sangat besar. Sebelumnya siswa harus dibekali materi yang memadai tentang bangun ruang agar suasana pembelajaran menjadi aktif dan hidup. Keaktifan siswa merupakan unsur terpenting dalam pembelajaran karena keaktifan siswa akan berpengaruh besar pada keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar. Hasil belajar yang meningkat merupakan tujuan terpenting pemilihan metode pembelajaran dan pemilihan variasi metode pembelajaran. (ips1/ida)
Guru SDN 03 Bojongnangka