28 C
Semarang
Rabu, 4 Oktober 2023

Menulis Teks Drama dengan Teknik Pemodelan

Oleh: Enik Bekti Purwanti, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Ada empat keterampilan berbahasa. Yaitu berbicara, menyimak, menulis, dan membaca. Menulis naskah drama sebagai salah satu bagian dari menulis sastra yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan menulis peserta didik. Bukan hanya menulis rapi, melainkan penulisannya juga harus sesuai kaidah penulisan naskah drama.

Pembelajaran menulis naskah drama mengalami berbagai kendala. Di antaranya, peserta didik kesulitan dalam menentukan tema yang akan dikembangkan menjadi naskah drama. Selain itu, peserta didik kesulitan menentukan alur cerita yang akan disusun dan dikembangkan menjadi dialog.

Agar pembelajaran menulis naskah drama mendapatkan hasil yang optimal, ada beberapa model pembelajaran yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya teknik pemodelan. Pemodelan (modeling) menurut Priansa (2019:279) adalah proses pembelajaran dengan menggunakan contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik. Misalnya, guru memberikan contoh cara mengoperasikan sebuah alat, atau cara melafalkan sebuah kalimat asing. Guru olahraga memberikan contoh cara melempar bola, guru kesenian memberikan contoh cara memainkan alat musik dan sebagainya.

Proses modeling dapat juga memanfaatkan peserta didik yang dianggap memiliki kemampuan. Misalnya, peserta didik yang pernah menjadi juara dalam membaca puisi, disuruh menampilkan kemampuannya di depan teman-teman. Maka, peserta didik dapat dianggap sebagai model.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Tretep khususnya kelas VIII semester 2 pada KD 4.16. tentang menyajikan drama dalam bentuk pentas atau naskah, telah menerapkan pembelajaran dengan teknik pemodelan. Peserta didik bisa memperhatikan dan memahami berbagai model naskah drama secara langsung, tanpa sekadar mendengarkan dan membayangkan.

Pemodelan harus dilakukan secara terencana agar memberikan sumbangan pada pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar mengalami peningkatan. Pemodelan efektif, apabila siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang dipelajari terlibat dengan antusias memberikan variasi situasi, biaya dan waktu yang efisien (Larate, 2006:5).
Modeling (pemodelan) pada dasarnya membahas yang dipikirkan, mendemonstrasikan cara guru menginginkan siswanya untuk belajar. Serta melakukan sesuatu yang guru inginkan agar siswanya melakukan itu. Oleh karena itu, tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh dan membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh para guru.

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswanya, misalnya guru memodelkan neraca O’haus dengan demonstrasi sebelum siswa melakukan tugas tertentu.

Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting pendemonstrasian terhadap hal yang dipelajari peserta didik. Modeling memusatkan pada arti penting pengetahuan prosedural. Melalui modelling (pemodelan) peserta didik dapat meniru hal yang dimodelkan. Dengan teknik pemodelan, selain mendapat informasi dari guru, peserta didik juga mendapat informasi dari model yang diamati dan dipahami.

Langkah-langkah pembelajaran modelling (pemodelan) perlu dilakukan dengan cara : pertama, berpikir sambil mengucapkan bagaimana proses berpikir anda. Kedua, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan peserta didik belajar. Ketiga, melakukan yang guru inginkan agar siswa juga melakukan hal yang serupa.

Adapun kelebihan pembelajaran modeling adalah mengubah tingkah laku siswa dengan cara belajar langsung mengobservasi tingkah laku orang lain melalui model. Memudahkan siswa dalam pembentukan tingkah laku yang diharapkan melalui umpan balik yang positif dari tingkah laku model. Sedangkan kelemahan model modelling yakni ketidaksesuaian karakteristik dan permasalahan yang dihadapi siswa menghambat proses interaksi belajar mengajar. Terkadang tingkah laku model tidak bisa dikontrol atau diulang.

Pembelajaran menulis naskah drama dengan teknik pemodelan ini dapat memotivasi dan memberi semangat peserta didik dalam menuangkan ide-idenya, Selain itu, meningkatkan pemahaman peserta didik dan meningkatkan kemampuan menulis naskah drama, sehingga dapat menghasilkan naskah drama yang berkualitas. (ss1/lis)

Guru SMPN 1 Tretep, Kec. Tretep, Kabupaten Temanggung


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya