RADARSEMARANG.COM, Belajar akuntansi, mungkin bagi sebagian siswa SMA/MA merupakan hal yang sulit dan membosankan. Apalagi kalau sudah bertemu dengan hitungan. Hal ini sangat lazim terjadi, karena sebagian masyarakat tidak terlalu suka dengan materi akuntansi yang rumit.
Siswa SMA/MA yang mendapatkan materi akuntansi sebagian besar anak IPS, sedangkan kelemahan anak IPS biasa di hitungan, di satu sisi materi akuntansi hanpir semua hitungan. Sebetulnya belajar akuntansi itu menyenangkan jika sudah mengetahui jurus atau cara memahaminya.
Belajar akuntansi akan menyenangkan dan mudah dipahami siswa, jika guru mampu mencari dan menerapkan metode dan media yang sesuai. Salah satu metode yang dapat diterapkan dengan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan ini siswa merasa mengalami sendiri dan berperan sebagai pelaku. Jika siswa mengalami sendiri maka akan mudah bagi siswa untuk memahami materi yang ada. Pembelajaran yang mengaitkan materi ajar dengan dunia nyata sering disebut dengan Contextual Teaching Learning (CTL).
Pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima. Dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya (Elaine B. Johnson, 2007:14).
Penerapan pendekatan CTL pada materi akuntansi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bantul dilakukan dengan beberapa cara yang dikenal dengan 3M. Pembelajaran akuntansi dengan 3M diawali dari pertama melibatkan siswa untuk menemukan materi. Artinya, proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Dalam pembelajaran diharapkan siswa tidak hanya menerima pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Salah satu kegiatan yang dilakukan dengan mengajak siswa untuk mengunjungi industri atau home industry yang ada di sekitar.
Mereka dapat melihat langsung transaksi (bukti transaksi) yang terjadi atau menanyakan terkait pembukuan akuntansi, proses pelaporan keuangan sampai dengan pembuatan laporan keuangan. Kedua, menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Artinya, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Cara yang dapat dilakukan yaitu setelah siswa berkunjung ke industri, siswa diajak berdiskusi yang melaporan terkait dengan apa yang mereka temukan di industri. Terutama yang berkaitan dengan akuntansi (laporan keuangan). Ketiga mempraktikkan. Agar pengetahuan itu tertanam pada diri siswa, maka kegiatan selanjutnya adalah mempraktikkan apa yang sudah mereka pahami dan mereka lihat di dunia industri terkait laporan keuangan.
Cara yang ditempuh di MAN 2 Bantul yaitu siswa diminta untuk membuat atau menjual produk baik barang maupun jasa. Dengan cara itu siswa akan mengalami bagaimana melakukan transaksi jual beli dan kemudian membukukannya dalam jurnal sampai pada pelaporan keuangan.
Dengan pembelajaran 3M (melibatkan siswa, menghubungkan materi, mempraktikkan) pembelajaran akuntansi di MAN 2 Bantul lebih menyenangkan dan mudah dipahami siswa sekaligus sebagai bekal bagi siswa ketika masuk ke dunia usaha dan kerja. (ipa2/lis)
Guru Ekonomi MAN 2 Bantul