RADARSEMARANG.COM, Belajar membaca merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dilakukan oleh siswa kelas 1 sekolah dasar. Bukanlah hal yang mudah bagi guru untuk mendampingi siswa-siswinya dalam belajar membaca. Guru harus mampu memberikan pondasi yang kuat pada saat seorang anak ada dikelas 1 ini, baik dalam hal membaca, menulis, dan juga berhitung.
Menurut Dr. Rasto dalam artikelnya yang berjudul Cara Mengajar Membaca Permulaan (http://rasto.staf.upi.edu/cara-mengajar-membaca-permulaan/), kemahiran membaca permulaan merupakan kunci pembuka jendela ilmu pengetahuan, dan efektivitas cara guru mengajar membaca permulaan, akan sangat menentukan kemahiran anak dalam membaca permulaan.
Pelibatan orang tua dalam belajar juga diperlukan sehingga tumbuh kembang anakpun akan lebih terarah. Pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka, guru lebih mudah membelajarkan siswa, tetapi saat masa pandemi Covid-19 datang, guru harus memutar haluan dalam mendampingi siswa.
Kelas 1 di SD Negeri Cebongan 1 Salatiga, memiliki jumlah siswa 15. Jumlah yang tidak terlampau banyak, sehingga guru lebih mudah untuk melakukan pendampingan di masa pandemi ini. Diawali dengan mengundang orang tua untuk datang ke sekolah dan guru menjelaskan bagaimana proses belajar akan dilaksanakan.
Beberapa cara yang dilakukan guru dalam belajar membaca adalah guru membuat video tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan selama satu tahun masa belajar. Hal ini dilakukan guru untuk membantu orang tua jika ada yang lupa. Video ini dikirimkan ke group WA orang tua.
Guru melakukan pembelajaran daring menggunakan video call grup melalui WA dengan lima siswa yang didampingi orang tuanya. Guru menggunakan teknik ALBA (Abjad Langsung Baca) dengan media kartu huruf dan kartu suku kata, dan siswa diminta menirukan. Kemudian secara bergantian, siswa diminta membaca huruf dan juga suku kata dari kartu yang ditunjukkan oleh guru. Sebagai tugas, orang tua diminta mendampingi siswa menuliskan huruf-huruf dan suku kata dalam buku tugasnya.
Pertemuan berikutnya, guru menggunakan gambar-gambar hewan, tumbuhan, maupun benda-benda lainnya dengan bentuk dan warna yang menarik. Siswa diminta menyebutkan secara lisan nama gambar yang ditunjukkan guru. Lalu siswa diminta menyebutkan huruf awal dari gambar tersebut, sambil menunjukkan kartu huruf yang dimiliki setiap siswa. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tugas siswa untuk menyebutkan lima nama benda yang ada di dalam rumah sambil menyebutkan huruf depannya. Orang tua membantu membuat video pada saat anaknya mengerjakan tugas tersebut. Video dikirimkan pada guru untuk dievaluasi. Kegiatan ini dilakukan secara berulang selama satu bulan pertama dan hasil belajar menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Dari awal siswa masuk sampai tengah semester pertama, dari 15 siswa, 9 siswa (60%) di antaranya sudah bisa membaca beberapa kata yang tersambung (kalimat pendek).
Sedangkan 6 siswa (40%) lainnya belum bisa membaca kalimat pendek, ada yang masih mengeja suku kata.Guru mengulang kembali pembelajaran membaca ini pada keenam siswa dengan cara yang sama yaitu melalui video call tetapi kali ini menggunakan media-media gambar yang lebih menarik. Dengan warna-warna yang lebih menarik pula. Variasi lainnya, guru memberikan permainan tebak-tebakan yang akan dijawab siswa dengan menunjukkan kartu huruf yang dirangkai menjadi jawaban. Dalam kegiatan ini, anak selau didampingi oleh orang tuanya. Hanya dalam waktu dua minggu, keenam siswa ini bisa mengejar ketinggalan kesembilan temannya.
Guru memberikan motivasi kepada siswa dan orang tua untuk selalu semangat dalam mendampingi anaknya dalam belajar. Guru juga berpesan kepada orang tua supaya jangan menekan ataupun memaksa anak jika anak sudah lelah belajar. Berikan ruang dan waktu yang longgar kepada anak untuk belajar. Mengajak anak untuk belajar diluar ruangan, memberikan hadiah yang sederhana kepada anak, jika anak menunjukkan kemajuan. (dd1/lis)
Guru Kelas I SD Negeri Cebongan I, Kota Salatiga