28 C
Semarang
Kamis, 7 Desember 2023

Pembelajaran Zat Adiktif dan Zat Adiktif dengan PBL

Oleh : Sri Purwati, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Proses belajar tidak hanya menekankan pada aspek mengingat pengetahuan dan pemahaman, namun juga aspek aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreativitas. Hal ini penting karena peserta didik dapat melatih berpikir dan memecahkan masalah serta pengaplikasian konsep dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan penerapan model pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar peserta didik yang aktif serta melatih kemampuan berpikir kritis sehingga dapat memecahkan masalah. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada konsep Zat Aditif dan Zat Adiktif dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Semarang semester 1 tahun 2020.

Menurut Trianto (2010:90), model pembelajaran berdasarkan masalah (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Untuk menciptakan suasana pembelajaran kondusif dan menyenangkan perlu adanya pengemasan model pembelajaran yang menarik. Peserta didik tidak merasa terbebani oleh materi ajar yang harus dikuasai. Jika peserta didik sendiri yang mencari, mengolah, dan menyimpulkan atas masalah yang dipelajari maka pengetahuan yang ia dapatkan akan lebih lama melekat di pikiran. Guru sebagai fasilitator memiliki kemampuan dalam memilih model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dengan inovasi model pembelajaran diharapkan akan tercipta suasana belajar aktif, mempermudah penguasaan materi, peserta didik lebih kreatif dalam proses pembelajaran, kritis dalam menghadapi persoalan, memiliki keterampilan sosial dan mencapai hasil pembelajaran yang lebih optimal.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Setiap siklus mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari peserta didik. Proses pengambilan data dalam penelitian ini melalui observasi, tes hasil belajar, angket, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar serta kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas VIII H SMP Negeri 10 Semarang. Kriteria penilaian masing-masing indikator dalam berpikir kritis meningkat dari cukup menjadi baik. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar diikuti kemampuan berpikir kritis peserta didik khususnya pada mata pelajaran IPA.

Peserta didik semakin termotivasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPA, dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 64% dan pada siklus II sebesar 81%. Sehingga Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Kegiatan Pembelajaran IPA pada peserta didik Kelas VIII H SMP Negeri 10 Semarang. (ipa1/ton)

Guru IPA SMPN 10 Semarang.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya